Dominasi Puisi Liris

Reporter

Editor

Selasa, 25 Maret 2008 16:44 WIB

TEMPO Interaktif, : Lirisisme dalam sejarah perkembangan puisi Indonesia dinilai mendominasi semua ruang kreativitas, bahkan menghegemoni para penyair. Namun, tidak jarang juga para penyair muda yang keluar dari jalur utama itu dan membentuk tata bahasa sendiri di luar lirisisme. Penyair Afrizal Malna mengatakan lirisisme bukanlah hal mutlak dalam menciptakan karya puisi. Afrizal, yang terkenal dengan gaya sastra materialisnya, menilai puisi liris telah menjadi imperium dalam dunia kesusastraan Indonesia. "Seakan-akan penyair harus lewat lirisisme," kata Afrizal dalam diskusi "Imperium Puisi Liris" di Bentara Budaya Jakarta, Rabu lalu.Menurut Afrizal, perkembangan puisi liris dalam budaya lisan harus dilihat dari konteks sejarah budaya masyarakat. Kebudayaan yang berkembang di Indonesia, kata Afrizal, merupakan hasil persentuhan dengan berbagai budaya luar lainnya. Belakangan, bahasa liris digunakan penguasa untuk menancapkan kukunya. "Kekuasaan kolonial memakai lirisisme dengan mendirikan Balai Pustaka untuk melestarikannya," kata dia. Salah seorang penyair pengusung lirisisme, Sapardi Djoko Damono, mengakui bahwa puisi liris sejalan dengan tradisi lisan. Menurut Sapardi, ketika bicara soal puisi, sebenarnya yang dibicarakan adalah soal bunyi, yakni rima, tata kata, dan irama. "Kalau bentuknya nyanyian, orang akan ingat terus," ujarnya mengenai keuntungan lirisisme dalam karya sastra.Rima yang terdapat dalam puisi liris, kata Sapardi, juga memudahkan orang melakukan pemenggalan terhadap penulisan dan pembacaannya. "Sedangkan yang tidak punya rima, setelah membacanya, orang akan lupa, seperti puisi Sutardji," ujar guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini. Sapardi tergolong dalam kelompok pengusung tradisi puisi liris bersama sejumlah tokoh, seperti Abdullah Abdul Kadir Munsyi, Sanusi Pane, Goenawan Muhammad, Acep Zamzam Noer, Ramadhan K.H., dan Sitor Situmorang. Sementara itu, kelompok pencipta arus alternatif diisi oleh Chairil Anwar, W.S. Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Danarto, hingga Afrizal Malna. Tapi belakangan, kelompok terakhir ini juga kembali ke bentuk liris, seperti Chairil, Rendra, dan Remy Silado. Bagi pengamat sastra, Kris Budiman, lirisisme merupakan sistem ideologi yang hegemonik dalam dunia sastra, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Dominasi puisi liris di Indonesia, kata dia, sudah bermula sejak Rustam Effendi dan Muhammad Yamin. "Warisan ideologi romantika pada puisi liris tidak hanya pada nyanyian, tapi juga pada proses produksi," dia menambahkan. Menurut Kris, diperlukan sebuah studi teks yang komprehensif mengenai kesusastraan Indonesia sejak zaman Majapahit. Perlawanan oleh kelompok alternatif, kata Kris, tidak bisa dilihat secara hitam-putih. Pertentangan seperti itu, ujarnya, merupakan sesuatu yang kontinu atau memang selalu ada dan menghiasi dunia sastra. "Kecenderungan penyair untuk tunduk pada konvensi puisi yang sudah diinternalkan," kata dia. l TITO SIANIPAR

Berita terkait

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

24 menit lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

26 menit lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

35 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

47 menit lalu

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

Universitas Jambi atau Unja menyediakan fasilitas ujian untuk UTBK sebanyak 16 laboratorium dan dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

59 menit lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

1 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

1 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

1 jam lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya