Kerjakan Kaus Spice Girls, Buruh Bangladesh Terima Upah Rendah

Reporter

Antara

Editor

Aisha Shaidra

Selasa, 22 Januari 2019 14:32 WIB

Spice Girls. vogue.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Buruh-buruh di Bangladesh yang mengerjakan pembuatan kaus amal Spice Girls ternyata cuma dibayar 35 pence atau sekira Rp6.500 per jamnya, demikian laporan investigasi Guardian yang dirilis Ahad, 20 Januari 2019.

Kaus warna putih bertuliskan "#IWannaBeASpiceGirl" di depan dan gender justice di bagian belakang itu kebanyakan dibuat oleh buruh wanita yang dipaksa bekerja 16 jam sehari dan disebut "anak pelacur" oleh manajer mereka jika tak mencapai target.

Sehelai kaus dijual seharga 19,40 poundsterling (sekira Rp355.000) dan akan didonasikan ke Comic Relief untuk membantu "memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan".

Badan amal itu akan menerima 11,60 poundsterling (sekira Rp209.000) untuk masing-masing T-shirt, yang ditugaskan dan dirancang oleh girl band itu, tetapi Comic Relief mengatakan belum menerima uang tersebut.

Mengumumkan kemitraan, Spice Girls mengatakan gerakan ini penting bagi mereka karena "kesetaraan dan pergerakan kekuatan orang-orang selalu menjadi denyut jantung band". Kaus tersebut turut dipromosikan oleh sederet selebritis mulai dari presenter Holly Willoughby, penyanyi Sam Smith and Jessie J, dan juara Olimpiade Jessica Ennis-Hill.

Advertising
Advertising

Pabrik di mana para buruh mengerjakan kaus itu sebagian dimiliki oleh seorang menteri di pemerintah koalisi otoriter Bangladesh, yang memenangi 96 persen suara bulan lalu dalam pemilihan yang digambarkan sebagai "konyol" oleh para kritikus. Tidak ada saran dari para selebritas yang mengetahui kondisi di pabrik.

Seorang juru bicara Spice Girls mengatakan mereka "sangat terkejut" dan secara pribadi akan mendanai penyelidikan kondisi kerja pabrik. Comic Relief mengatakan bahwa badan amal itu "terkejut dan khawatir".

Kedua pihak mengatakan bahwa mereka telah memeriksa kredensial sumber etis dari Represent, pengecer online yang ditugaskan oleh Spice Girls untuk membuat kaus, tetapi kemudian berganti produsen tanpa sepengetahuan mereka. Representasi mereka mengatakan pihaknya telah mengambil "tanggung jawab penuh" dan akan mengembalikan uang pelanggan berdasarkan permintaan. Band tersebut mengatakan Represent harus menyumbangkan keuntungan untuk "kampanye dengan maksud untuk mengakhiri ketidakadilan tersebut".

Perusahaan di belakang pabrik yang membuat kaus, Interstoff Apparels, mengatakan temuan itu akan diselidiki tetapi "sama sekali tidak benar". Namun, katalog bukti tentang kondisi yang dihadapi oleh karyawan itu ditemukan, termasuk tuduhan bahwa beberapa pekerja cuma menerima 82 poundsterling (sekira Rp1.500.000) per bulan, menurut slip gaji baru-baru ini - yang berarti mereka mendapatkan setara dengan Rp6.500 per jam selama 54 jam per minggu. Jumlahnya jauh di bawah tuntutan serikat pekerja yakni 16.000 Taka (sekira Rp2.700.000).

Bukti lainnya, karyawan dipaksa bekerja lembur untuk mencapai target "mustahil" yakni menjahit ribuan pakaian sehari, yang berarti mereka kadang-kadang bekerja dengan shift 16 jam yang selesai pada tengah malam.

Selain itu, para pekerja pabrik yang tidak mencapai target dilecehkan secara verbal oleh manajemen dan menangis. Beberapa telah dipaksa untuk bekerja meskipun saat sedang sakit.

Baca: Spice Girls Bakal Gelar Tur Reuni Tanpa Victoria Beckham

Industri garmen menyumbang 80 persen dari ekspor Bangladesh, mempekerjakan lebih dari empat juta pekerja. Sementara industri garmen membantu pertumbuhan ekonomi negara itu, industri telah dilanda kontroversi upah rendah dan kondisi kerja yang tidak aman. Pada 2013, 1.134 orang meninggal ketika gedung Rana Plaza runtuh karena kegagalan struktural.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

6 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Cinta Victoria Beckham dan David Beckham, Posh Spice dan Si Bola Emas

12 hari lalu

Perjalanan Cinta Victoria Beckham dan David Beckham, Posh Spice dan Si Bola Emas

Victoria Beckham dan David Beckham telah menjalin kisah cinta selama lebih dari 2 dekade. Ini kisah perjalanan cinta Posh Spice dan Si Bola Emas.

Baca Selengkapnya

50 Tahun Victoria Beckham, Perjalanan Posh Spice Bersama Spice Girls

12 hari lalu

50 Tahun Victoria Beckham, Perjalanan Posh Spice Bersama Spice Girls

Perayaan ulang tahun ke-50 Victoria Beckham reuni Spice Girls. Bagaimana perjalanan istri david Beckham, si Posh Spice?

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun ke-50, Victoria Beckham Reunian dengan Spice Girls: Hadiah Terbaik!

13 hari lalu

Ulang Tahun ke-50, Victoria Beckham Reunian dengan Spice Girls: Hadiah Terbaik!

Victoria Beckham merayakan ulang tahun ke-50 dengan bereuni bersama empat temannya di Spice Girls.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

46 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

58 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

1 Maret 2024

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya