Menyelami Dunia Imaterial Klavdij Sluban

Kamis, 26 Oktober 2017 20:15 WIB

Klavdij Sluban. Tempo/Anwar Siswadi

TEMPO.CO, Jakarta -Lembah gurun itu terhampar datar. Pegunungan mengitarinya dari kejauhan. Di tempat sunyi itu seseorang terlihat melintas seorang diri. Selebihnya hanya tanah dan langit dalam foto-foto hitam putih karya Klavdij Sluban, 54 tahun.

Masuk ke perkotaan, suasana sepi berganti. Atap permukiman yang berbalut salju dan gedung apartemen terlintas. Langkah Klavdij Sluban sempat berhenti di bawah jembatan penyeberangan. Kamera lelaki berdarah Slovenia itu menangkap siluet orang yang berjalan dan membawa sepeda.

Dari balik jendela kereta, fotografer kelahiran Prancis, 3 Maret 1963 itu sempat mengabadikan beberapa sosok perempuan di peron. Sluban juga tertarik untuk memotret sekelompok orang tengah bermain catur sederhana di meja bundar yang digambari sembilan kotak.

Selanjutnya kesan sunyi kembali muncul dari sosok seorang petugas penjaga perbatasan yang sedang melangkahi rel pada malam hari. Belasan karya Klavdij Sluban tersebut merupakan seri foto ketika melintasi Trans Siberia seperti melewati Mongolia dan wilayah Cina, maupun Trans Tibet pada kurun waktu 2004-2007.

Menyukai fotografi sejak remaja, Sluban yang telah meraih gelar master sastra Anglo-Amerika pada 1986 melepaskan profesinya sebagai pengajar Bahasa Inggris di Paris.

Advertising
Advertising

Setelah mendalami foto hitam putih di studio Georges Fèvre, ia mengabdikan diri sebagai fotografer dan melakukan banyak perjalanan. Secara marathon ia singgah ke Balkan, sekitar Laut Hitam, Laut Baltik, Yerusalem, Amerika Latin, Asia dan Cina dengan kereta Trans-Siberia, Jepang, Jawa, Bali, dan Sulawesi.

Peraih Niepece Award 2000 dan Leica Award 2004 itu kini salah satu fotografer kontemporer ternama khususnya fotografi dokumenter dan jalanan. Karyanya menjadi koleksi antara lain, National Fund of Contemporary Art National Library of France, European House of Photography Paris, Metropolitan Museum of Photography Tokyo, Museum of Photography Portugal, Museum of Modern Art Slovenia, juga Fine Arts Museum of Canton, China.

Pengunjung melihat foto-foto hitam putih karya Shamow'el Rama Surya yang dipamerkan di Bandung. Tempo/Anwar Siswadi

Sebagian karya Sluban kini tengah dipamerkan bersama karya foto Shamow’el Rama Surya yang berjudul Yogyakarta: Street Mythology di Nuart Sculpture Park Bandung.

Pameran yang digagas Distorted Darkroom bersama Institut Prancis di Indonesia (IFI) Bandung itu berlangsung 20 Oktober hingga 19 November 2017. Cara terbaik ‘membaca’ kekaryaan kedua fotografer itu, kata kurator pameran Sari Asih Joedawinata, tidak dari satu per satu foto.

Tanpa narasi tertulis bagi pengunjung, Asih menyusun rangkaiannya di ruang pameran dengan pertimbangan adanya keterkaitan atau kedekatan peristiwa antar foto dari masing-masing fotografer.

Menurut Asih, karya Sluban bisa multi tafsir. Gambar lansekap misalnya dapat diartikan sebagai cerminan dirinya yang ditampilkan lewat obyek foto pilihannya. “Dia semacam memotret perasaannya lewat alam atau benda,” katanya di sela acara pembukaan pameran, Jumat malam, 20 Oktober 2017. Di sisi lain, karya dokumenter Sluban bisa diartikan sebagai jejak karyanya lewat berbagai perjalanan ke penjuru bumi.

Shamow’el Rama Surya, kini 47 tahun, juga membuat seri karya fotonya dari hasil perjalanan di Yogyakarta pada 1999. Ketika itu ia sedang kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada 1998 – 2000. Rama berburu dengan kamera berfilm hitam putih. Ia mulai mendalami fotografi tanpa warna itu sejak 1991 kemudian membuat buku fotografi perdana berjudul Yang Kuat Yang Kalah pada 1996. “Foto hitam putih itu lebih sederhana secara visual dan kuat impresinya, “kata Rama, Sabtu, 21 Oktober 2017.

Rama berusaha mengenali kota itu sambil menyandingkan momentum awal masa reformasi di Indonesia. Masa itu menunjukkan beberapa perubahan, peralihan, yang terjadi di masyarakat, sekaligus kesenian tradisional maupun mitos yang bertahan.

Seperti Sluban, karya Rama juga tergolong dokumenter dan fotografi jalanan. Ia memotret seorang lelaki tua di depan rumah dengan pajangan berbentuk burung Garuda Pancasila dari bilah bambu. Dari pinggir jalan bidikannya mengarah ke kumpulan orang di depan sebuah rumah duka berlatar depan seorang pengendara sepeda sedang melintas sambil memegang payung.

Tema pameran yang menjadi benang merah kekaryaan dua fotografer itu soal pencarian makna dibalik penampakan fisik atau material obyek foto dokumentasi di lingkungan asing. Di tengah gempuran budaya material, hiruk pikuk pembangunan, maupun kasus penggusuran yang membuat penat, pameran ini menawarkan jeda untuk menyelami dunia imaterial.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

7 hari lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

Mengabadikan Kisah Indonesia Lewat Lensa di kumparan Photography Exhibition

29 hari lalu

Mengabadikan Kisah Indonesia Lewat Lensa di kumparan Photography Exhibition

kumparan Photography Exhibition menampilkan puluhan karya fotografi terpilih yang memperlihatkan peristiwa luar biasa di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

36 hari lalu

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

Leica merupakan produsen kamera legendaris, kini digandeng Xiaomi.

Baca Selengkapnya

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

38 hari lalu

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

Fujifilm X100VI generasi keenam dari seri X100 yang pertama kali diperkenalkan pada 2011

Baca Selengkapnya

Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

40 hari lalu

Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

53 hari lalu

Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

OmniVision OV50K adalah kamera 50 megapiksel yang akan menawarkan fotografi kelas flagship. Honor Magic 6 berpeluang jadi yang pertama gunakannya.

Baca Selengkapnya

Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

13 Januari 2024

Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

Mengambil foto terbaik selama traveling melibatkan kombinasi keterampilan teknis, kreativitas, dan pemahaman tentang kamera.

Baca Selengkapnya

3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

12 Desember 2023

3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

iQOO 12 5G sudah rilis di Indonesia setelah sebulan sebelumnya rilis di China. Ponsel ini punya fitur kamera canggih dan proper untuk game berat

Baca Selengkapnya

Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

8 Desember 2023

Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

Aquos R8s Pro telah dirilis secara resmi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

26 November 2023

Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

Realme ingin memperkenalkan terobosan terbaru di bidang fotografi lewat ponsel pintar tersebut

Baca Selengkapnya