TEMPO.CO, Cannes - Film "La Vie d’Adele Chapitre 1&2" ("Kisah Hidup Adele, Babak 1&2") karya sutradara Tunisia-Prancis, Abdellatif Kechiche, sebagaimana ditaksir banyak orang, memenangi Palem Emas, penghargaan tertinggi Festival Film Cannes. Film itu merupakan salah satu favorit kuat para pengamat untuk meraih Palem Emas (Palme d'Or). Kandidat lainnya adalah "Inside Llewyn Davis" karya Coen bersaudara, Joel dan Ethan Coen, dan "Nebraska" karya empu perfilman Amerika Serikat, Alexander Payne.
Sutradara Tunisia-Prancis Abdellatif Kechiche mendasarkan "La Vie d'Adele" pada sebuah novel grafis "Julie Maroh Le Bleu Est Une Couleur Chaude" ("Biru Warna Paling Hangat"). Isinya tentang hidup dan cinta Adele Exarchopoulos, yang menemukan dirinya sebagai seorang lesbian di usia dini.
Didampingi dua aktrisnya, Lea Seydoux dan Adele Exarchopoulos, dalam pidato penerimaan Palem Emas, Abdellatif Kechiche mendedikasikan penghargaan itu untuk anak-anak muda, "Yang mengajarkan saya tentang semangat kebebasan dan kehidupan bersama," kata dia. Juga, "untuk anak-anak muda Tunisia” dengan "peristiwa hebat yang dialami belum lama ini: revolusi." Mereka, anak-anak muda Tunisia, kata Kechiche, "Juga berhak atas kebebasan, hidup bebas, mencintai, menikmati kebebasan."
Filmnya aduhai panjang: tiga jam kurang tiga menit. Mulanya Adele tampak seperti kebanyakan orang lain. Di usia 15-an, ia bercinta dengan sebayanya, seorang lelaki. Tetapi ia merasa janggal sampai dicium sebayanya yang lain, seorang perempuan dan bercinta secara lesbian. Lalu ia ketemu Emma, seorang perupa muda yang nyentrik dan asyik. Maka terbukalah hidup Adele yang sesungguhnya. Namun, tidak semuanya berlangsung mulus.
Adegan seks eksplisit yang berani dan provokatif bermunculan. Tetapi, "La Vie d'Adele" bukan sebuah film biru lesbian versi artistik layar lebar. Ini kisah tentang manusia, dengan kerumitan emosi, cinta, dan persoalan keseharian.
Film terbaik kategori khusus Un Certain Regard diraih "L'Image Manquante" ("Gambar yang Hilang") karya Rithy Panh. Ini sebuah film semiotobiografi yang cerdas dari sutradara yang selamat dari kekejaman rezim Pol Pot. Didasarkan pada buku karyanya sendiri, film ini mengupas kekejaman rezim Khmer Merah melalui nasib sang sutradaranya sendiri.
Juara kedua kategori Un Certain Regard (pemenang Prix du Jury) adalah "Omar" karya sutradara Palestina yang tinggal di Belanda, Hany Abu Assad. Isinya tentang Omar (Adam Bakri), tukang roti yang terlibat gerakan perlawanan di Tepi Barat. Bukan tentara Israel dan agen Mossad yang harus ia hadapi, tetapi juga pacarnya, teman masa kecilnya, dan teman seperjuangannya: apakah mereka setia atau berkhianat.
GING GINANJAR (CANNES)
DAFTAR PEMENANG FESTIVAL FILM CANNES 2013
KATEGORI PALME D'OR
Palme d'Or: "La Vie d'Adele - Chapitre 1 & 2" ("Blue Is The Warmest Colour") karya Abdellatif Kechiche
Grand Prix: "Inside Llewyn Davis" karya Ethan Coen dan Joel Coen
Sutradara Terbaik: Amat Escalante untuk film "Heli"
Skenario Terbaik: Jia Zhangke untuk "Tian Zhu Ding" ("A Touch Of Sin")
Aktris Terbaik: Berenice Bejo dalam "Le Passe" ("The Past") karya Asghar Farhadi
Aktor Terbaik: Bruce Dern dalam "Nebraska" karya Alexander Payne
Jury Prize: "Soshite Chichi Ni Naru" ("Like Father, Like Son") karya Kore-Eda Hirokazu
Palme d'Or – Film Pendek Terbaik: "Safe" karya Byoung-Gon Moon
KATEGORI UN CERTAIN REGARD
Film Terbaik: "L'image Manquante" ("The Missing Picture") karya Rithy Panh
Jury Prize: "Omar" karya Hany Abu-Assad
Sutradara Terbaik: Alain Guiraudie untuk "L'Inconnu du Lac" ("Stranger by the Lake")
Skenario Terbaik: Diego Quemada-Diez dalam "La Jaula De Oro"
Hadiah Avenir: "Fruitvale Station" karya Ryan Coogler