Mahasiswa dari organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menunjukan lembaran tiket konser Grup Band Noah yang telah disobek, di Makassar, Senin (22/10). TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO , Makassar: Sekitar 300 personel gabungan polisi wilayah Sulawesi Selatan dan Barat dikerahkan untuk mengamankan konser band Noah di Celebes Convention Center, Makassar, Ahad, 28 Oktober 2012. Sebab, konser itu diprotes sekelompok mahasiswa.
"Saya berharap agar pengamanan konser diperketat," ucap Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Barat, Inspektur Jenderal Mudji Waluyo usai rapat teknis pengamanan konser, Kamis sore, 25 Oktober 2012.
Dalam rapat itu, segala persiapan dan antisipasi gangguan keamanan dan ketertiban tuntas dibahas. Turut hadir dalam rapat yakni Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulselbar Brigadir Jenderal Syahrul Mamma, Kepala Biro Operasional Polda Sulselbar Komisaris Besar Azis Samosir, Direktur Direktorat Binmas Polda Sulselbar Komisaris Besar Joseph Wisnu Sandjaja, Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Erwin Triwanto, Kepala Bagian Operasional Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Hotman Sirait, dan Wakil Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar Komisaris Anwar Hasan.
Rencana konser Noah di Makassar menuai protes sekelompok mahasiswa. Mereka menolak konser bertajuk "Noah Born to Make History" itu karena vokalis Noah, Ariel, merupakan terpidana kasus pornografi. Ditambah lagi, konser yang menjadi penutup perjalanan tur Noah bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Walaupun diprotes, konser Noah dipastikan akan padat pengunjung. Pasalnya, banyak masyarakat yang sudah menanti konser band eks-Peterpan ini selepas Ariel keluar dari lembaga pemasyarakatan. Karena itu, Juru Bicara Polrestabes Makassar Mantasiah mengatakan pengamanan menjadi hal yang sangat penting, meski tidak akan berlebihan. "Pengamanan sebatas untuk memastikan semuanya berjalan lancar," kata dia.
NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu
45 menit lalu
NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu
Nikson Nababan merupakan simbol perubahan. Selain itu, sebagai perwujudan dari konsep pluralisme Sumatera Utara. Dia juga dipandang sebagai pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat dan mengalami proses dari bawah.