TEMPO.CO, Jakarta - Pemain film Nikita Mirzani saat ini menjadi tersangka dan ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus penganiayaan. Tapi, Niki, begitu Nikita biasa disapa, membatahnya. Ia punya versi sendiri soal peristiwa yang terjadi di The Papilion, Kemang, Jakarta, 5 September 2012 lalu itu.
Menurut kuasa hukum Niki, Minola Sebayang, kala itu kliennya berada di kafe untuk sekadar berkumpul bersama teman-temannya sambil menikmati alunan musik. Tiba-tiba Niki melihat salah seorang temannya terlibat perkelahian.
"Dia (Niki) melihat temennya dalam keributan dan dia refleks saja untuk melerai. Namanya refleks dan panik, mungkin cara melerainya spontan," katanya. "Kadang-kadang meleraikan kan posisi tangan bisa tidak menentu."
Menurut Minola, wajar bila dalam peleraian itu sedikit terjadi gesekan fisik antara Niki dan korban, Olivia. Tapi ia menyangkal bila kliennya sengaja memukul Olivia. "Karena kejahatan itu selalu dimulai dengan kata 'barang siapa dengan sengaja'. Berarti unsur sengaja dan niat dulu yang harus dibuktikan oleh penyidik," ujarnya.
Di lain pihak, juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan, langkah penyidik sudah tepat dalam penetapan status Niki menjadi tersangka. Ada dua bukti yang sudah dipenuhi, yaitu rekaman dari CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) serta pengakuan dari tujuh orang saksi.
Menanggapi itu, Minola punya pandangan lain. Menurut dia, rekaman CCTV tak bisa mewakili semua peristiwa yang terjadi. "Bahasa gambar itu masing-masing orang punya persepsi yang berbeda," ujarnya. "Kami juga punya beberapa saksi yang akan kami ajukan."
Nama Niki dikenal masyarakat saat menjadi kontestan ajang Take Me Out Indonesia. Dari sana, perempuan 26 tahun ini mulai membintangi beberapa judul sinetron dan film. Niki juga sempat memandu acara di sebuah stasiun televisi.
