TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, punya analogi unik menggambarkan semangat Presiden dan rektor yang ketemu dalam proyek mobil listrik nasional. Klop. Presiden semangat dengan proyek ini dan rektor pun menyambutnya dengan kesiapan. "Seperti tumbu ketemu tutupnya. Seperti Anang ketemu Ashanty-nya!"
Anang ketemu Ashanty versi Dahlan itu muncul usai pertemuan di Istana Negara Yogyakarta, Jumat sore 25 Mei 2012. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat. Semua rektor diundang seperti UI, ITB, ITS, UNS, UGM, dan lain-lain. "Belum pernah soal mobil listrik dibahas seserius ini," ujar Dahlan seperti dikutip dahlaniskan.wordpress.com.
Para rektor menyiapkan presentasi hasil kajiannya di bawah koordinasi Menteri Muhammad Nuh dan Menteri Gusti Muhammad Hatta. Sedangkan Dahlan menyiapkan para perancang mobil listrik yang disebut "Pendawa Putra Petir". (Lihat: Dahlan Iskan dan Empat Putra Petir)
Dahlan terkejut dengan hasil kajian akademik yang lengkap dan mendalam. Padahal, SBY hanya memberi waktu 2,5 bulan untuk membuat kajian akademik. "Ini menunjukkan bahwa dunia perguruan tinggi sebenarnya sudah lama memendam kesumat: melahirkan sesuatu yang bersejarah oleh kemampuan intelektual bangsa sendiri."
Dari hasil kajian akademik tersebut, kelahiran mobil listrik menjadi keharusan. Kapan? Sekarang juga. Terlambat merealisasi, kata para rektor, akan mengulangi sejarah buruk di mana Indonesia hanya menjadi pasar empuk semata.
Menurut Dahlan, Presiden memberikan dukungan penuh pada lahirnya babak baru ini. Lantas, kata penutup dari Presiden SBY dalam pertemuan itu seperti sapu jagad: dalam tiga bulan ke depan konsep regulasi yang diperlukan berikut insentif yang diinginkan sudah harus berhasil dirumuskan. Tepuk tangan pun menggemuruh: plok-plok-plok!
