Parkit-Parkit Sarwoko

Reporter

Editor

Minggu, 29 Mei 2011 20:12 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Parkit itu telah mati. Warna bulunya kuning kecokelatan. Matanya memejam dengan tubuh lemas tak berdaya. Sebuah duri kecil menghujam tepat di dada, tembus hingga ke punggungnya. Seekor parkit lain dengan warna kehijauan pun mengalami nasib serupa. Mati tertembus duri.

Mereka adalah binatang yang ringkih, kata Suitbertus Sarwoko, lelaki berusia 42 tahun, pelukis dua ekor parkit itu kepada Tempo di Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, tempatnya berpameran.

Berjudul Berserah Diri, dua parkit itu terlukis dalam dua panel kanvas berbeda. Dilukis dengan cat minyak, total ukuran lukisan itu mencapai 140x140 sentimeter. Bersama puluhan lukisannya yang lain, dan semuanya bergambar burung parkit, pameran bertajuk Puisi Parkit yang digelar sepanjang 22 Mei-5 Juni ini adalah pameran tunggal Sarwoko yang pertama.

Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 1 Maret 1969, Sarwoko terinspirasi dari burung kecil itu. Tubuhnya ringkih dan warnya mencolok hingga tak jarang menempatkannya pada posisi berbahaya. Banyak yang ingin memangsa, kata dia. Bahkan dalam sekali tekaman yang terlalu erat dari tangan manusia pun, parkit bisa mati. Jadi harus hati-hati.

Sifat kehati-hatian dalam bersikap dan menjalani hidup itulah yang memberinya inspirasi, bahwa manusia pun harus demikian. Berhati-hati menajalani kehidupan. Atau kalau tidak, nasibnya akan menjadi seperti parkit-parkit kecil itu.

Dalam tiap karyanya, Sarwoko menghadirkan masalah-masalah yang dihadapi parkit. Dengan gaya lukisnya yang cenderung surealis, dia hadirkan parkit yang tersekap dalam kantong plastik tertutup. Badannya lemas sebelum akhirnya mati kehabisan napas. Cerita tentang itu bisa dilihat pada lukisannya yang berjudul Mencari Celah dengan ukuran 140X140 sentimeter.

Bisa jadi inilah gambaran manusia dengan masalah yang dihadapinya. Dengan segala keringkihannya, maka kasih sayang dan dukungan orang-orang terdekat menjadi satu-satunya syarat bertahan. Seperti tergambar dalam lukisan berjudul Dont Worry Be Happy, Sarwoko melukis seekor bayi parkit menyandarkan tubuh dalam pelukan induk semangnya.

Kurator Pameran, Mikke Susanto, mengatakan parkit merupakan personifikasi Sarwoko dan masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Setiap individu memiliki sejarah yang harus dihormati, katanya.

Lahir dari pasangan YB.Mulyowidarmo dan S.Karminah, Sarwoko merupakan bungsu dari 7 bersaudara. Sarwoko dan saudaranya, lanjut Mikke, bisa dilihat dari Life for Live bergambar tujuh ekor parkit.

Beberapa waktu lalu, mereka terjebak dalam persoalan pembagian warisan keluarga. Sarwoko, seperti parkit kecil yang dilukisnya, adalah sosok ringkih yang terpinggirkan dalam masalah itu. Namun di balik keringkihan Sarwoko, tersimpan kebesaran hatinya.

Bagi Sarwoko, tutur Mikke, masalah utama yang mesti dipelihara adalah cinta keluarga. Bukan perebutan warisan. Ide itu tergambar jelas dalam karya Sarwoko yang berjudul The Immortal Beloved, bergambar dua ekor parkit dengan percikan bulir air membentuk hati mengelilingi.

Atau semangat Sarwoko menjaga keutuhan keluarganya yang tergambar dalam lukisan berjudul Menyemai Harapan. Dalam lukisan itu, Sarwoko melukis dua ekor parkit mematuk, membawa biji buah-buahan di mulutnya dan menyusunnya menjadi rumah. Ya, rumah. Bukan sarang berbentuk lingkaran dari jerami laiknya rumah burung.

Mikke menjelaskan, Sarwoko adalah sosok perupa yang konsisten menggunakan idiom hewan dalam tiap karyanya. Misalnya, semut dan tenggoret pada karya lukisan sebelumnya. Tidak banyak perupa yang seperti itu (konsisten menggambar hewan sebagai obyek utama), kata Mikke.


ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

37 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

44 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya