Tisna Sanjaya dan Selusin Pelukis Ikuti Pameran di Bawah Tenda
Rabu, 13 April 2011 13:40 WIB
Menurut penggagas acara bertajuk "Pameran Seni Rupa Tenda: Selusin Pelukis Plus" itu, Koko Sondari, rangkaian pameran eksperimental itu berlangsung selama 20-22 April 2011 di Garut, selanjutnya pada 20 Mei di Depok, 20 Juni di Purwakarta, 20 November di Cirebon, kemudian Bogor dan Bandung. "Lokasi pameran kita pilih di alun-alun kota," ujarnya, Rabu (13/4).
Para seniman peserte pameran ini adalah Acep Zamzam Noor, Anggiat Tornado, Deden Sambas, Diyanto, Eddy Hermanto, Hanafi, Herry Dim, dan Heyi Makmun. Ada pula Isa Perkasa, Iwan Koeswana, Sam Bimbo, Rosid, Setiawan Sabana dan Tisna Sanjaya.
Gagasan pameran di bawah tenda tertutup berukuran 21x6x5 meter itu, kata Koko, untuk mendekatkan dan menumbuhkan apresiasi seni masyarakat daerah dan kalangan menengah ke bawah. Sebab selama ini pameran lukisan hanya berpusat di kota-kota besar dan bertempat di geleri, hotel berbintang, atau gedung-gedung mewah. "Saya berharap cara ini bisa menjadi perlawanan terhadap dominasi galeri dan kurator yang kemudian membentuk dunia atas dalam perkembangan Seni Rupa Indonesia saat ini," katanya.
Karya-karya yang ditampilkan itu buatan antara tahun 2000 hingga 2011 dan tanpa kurasi. Alasannya, kata Koko, agar semangat pameran tidak dibatasi selera kurator. "Sekarang kita serahkan ke senimannya sendiri mau menampilkan karya yang mana," ujarnya. Karena keterbatasan tempat, setiap seniman dibatasi maksimal menyumbang 5 karya.
Dukungan dan tingginya minat para pelukis top untuk ikut berpameran itu, kata Koko, merupakan kejutan. Apalagi sejumlah seniman siap berkompromi soal harga jika ada masyarakat yang tertarik membeli karyanya. "Eddi Hermanto, misalnya, siap mendiskon 50 persen lukisannya jadi Rp 5 juta," kata dia. Lukisan termahal di pameran ini berharga sekitar Rp 40 juta.
Menurut Tisna Sanjaya, pameran tenda tersebut merupakan perwujudan perluasan sosial seni dan senimannya. "Orang-orang desa, warga pasar, dan masyarakat umum nanti bisa melihat karya secara langsung," ujarnya.
Adapun seniman Herry Dim menilai pameran di bawah tenda itu gagasan yang bagus. Sebab fungsi tenda selama ini biasanya untuk hajatan, pameran pembangunan, berdagang, atau tempat penampungan pengungsi.
ANWAR SISWADI