Pergelaran Budaya dan Seni Diusulkan Masuk Kalender Pariwisata

Reporter

Editor

Kamis, 7 Oktober 2010 18:15 WIB

Sendratari berjudul Mustikaning Buwono (Permata Dunia). TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - -Para pelaku industri pariwisata mengusulkan agar setiap kegiatan budaya yang diadakan di Yogyakarta masuk dalam kalender tahunan pariwisata.Dengan adanya panduan tersebut para calon wisatawan sudah bisa merencanakan perjalanan wisata ke Yogyakarta jauh hari sebelumnya.

“Banyak pergelaran budaya yang belum masuk dalam kalender tahunan pariwisata, padahal itu sangat bagus untuk membidik calon wisatawan, mereka bisa merencanakan waktu berwisata jauh hari sebelumnya,” kata Ketua Public Relation Daerah Istimewa Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono, Kamis (7/9).

Ia menambahkan, beberapa pergelaran di Yogyakarta harus terus diselenggarakan demi penguatan citra Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata. Sebab dengan adanya pergelaran maka lebih bisa mengenalkan Yogyakarta secara nasional maupun internasional.

Ia menyontohkan, Pergelaran JJC (Jogja Java Carnival) tetap harus dan wajib dilangsungkan sebagai kalender event di hari ulang tahun Kota Yogyakarta. Sehingga calon wisatawan sudah mengetahui setiap bulan Oktober pasti ada pergelaran tersebut.

“Terlalu berlebihan bila JJC di anggap sebagai kegiatan hura-hura dan hanya pemborosan belaka, kita harus ingat pencitraan destinasi wisata tidak mudah dan ini butuh biaya besar,” kata Deddy. Timbal baliknya, ia menambahkan, akan lebih besar pula untuk masyrakat Yogyakarta yang berkecimpung di industri pariwisata seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, pedagang souvenir, transportasi lokal dan lain-lain.

“Event-event penunjang pariwisata di Yogyakarta tidak boleh dihentikan, karena itu juga akan menampah pendapatan asli daerah, memang setiap event harus ada evaluasi, tetapi tidak harus dihentikan,” kata dia.

Memang, pergelaran budaya di Yogyakarta seperti gunungan, FKY (Festival Kesenian Yogyakarta), peringatan Serangan Oemoem dan pesta budaya di beberapa daerah sudah masuk dalam kalender pariwisata tahunan dan selalu dipadati pengunjung dan penonton.

Seperti Internasional Street Performance, pesat seni jalanan yang melibatkan seniman beberapa negara perlu dilestarikan. Sebab kesenian jalanan yang biasanya digelar waktu karnaval, justru dikemas dalam bentuk pentas di jalanan.

“Kami akan mengusulkan pergelaran seperti ini masuk dalam kalender pariwisata tahunan, sehingga pentas juga bisa digelar setiap tahun di bulan yang sama,” kata Bambang Paningron, Direktur Asia 3, yang bergerak dibidang pergelaran kesenian di Yogyakarta.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

5 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya