Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya Singgah di Denpasar

image-gnews
Seniman pedalangan Gusti Made Aryana saat mementaskan monolog berjudul Babi dalam Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Sabtu, 26 Agustus 2017.Bram Setiawan
Seniman pedalangan Gusti Made Aryana saat mementaskan monolog berjudul Babi dalam Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Sabtu, 26 Agustus 2017.Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - "Setiap kali saya mau menulis nama saya sendiri. Tangan saya selalu keselo menulis kata babi," tutur Gusti Made Aryana saat tampil di Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Sabtu, 26 Agustus 2017.

Baca: 350 Orang Ikut Festival Orang Kembar di Banyuwangi

Gusti adalah seniman pedalangan yang bermonolog dalam acara itu. Ia duduk di kursi. Ada lilitan tali di sandaran kursi itu. Gusti berbicara dengan nada tegas, matanya melotot. Sesekali kelakar membuat pementasan monolog berjudul Babi terkesan cukup jenaka. "Monolog juga bagian dari unsur pedalangan," katanya.

Setelah penampilan Gusti, lampu dipadamkan. Gelap menyesap panggung. Dentingan piano berirama musik jazz merambat ke telinga penonton. Suara isak tangis di pojok panggung berpadu dengan lantunan lagu Sarah Vaughan berjudul Once in a While.

Ayik Pradnya duduk di atas kloset memulai pentas monolog berjudul Mila. Tiba-tiba terdengar suara mengetuk. "Iya sebentar," dua kali ia menjawab, namun suara ketukan itu semakin banyak. Lampu menyala, ia mendadak tertawa, kemudian ia berjalan mondar-mandir sambil menenteng tas di bahu sebelah kiri. "Ada yang mau pakai kamar kecil. Sudah kosong sekarang," ujarnya kemudian tertawa.

Ayik Pradnya mementaskan monolog berjudul Mila. Tawa dan tangis mewarnai penampilannya selama 25 menit itu. "Naskah Mila ini menarik, karena ada permainan emosional yang melompat-lompat. Kisah ini perempuan yang berpura-pura bahagia," katanya.

Dua pementas monolog itu, Gusti Made Aryana dan Ayik Pradnya datang dari komunitas teater 108. Pementasan mereka disutradarai Kurniawan Adiputra, atau yang akrab disapa Curex.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya dipentaskan secara maraton di seantero Bali. Acara yang digagas oleh dramawan Putu Satria Kusuma itu dimulai pada Maret lalu di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja, Kabupaten Buleleng. Perjalanan festival monolog karya Putu Wijaya akan berakhir Desember. Monolog 'Babi', kemudian 'Mila' adalah pementasan yang ke-36. "Memanaskan aktor untuk terus terampil dan supaya teater tidak mati," ucap Putu Satria Kusuma.

Bagi Satria 'Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya' diadakan untuk menghormati sosok sastrawan yang lahir di Tabanan, 11 April 1944 itu. Para aktor monolog bukan dari kalangan dramawan saja. Perupa dan dalang juga memeriahkan pementasan monolog.

Menurut dia pementasan teater tidak perlu bergantung dengan acara pemerintah. "Itu cenderung terbatas dan hanya bisa dinikmati pemilik relasi kekuasaan maupun birokrat seni," tuturnya.

Sudah kali keempat festival ini dilakukan di tempat berbeda di Denpasar. Pada Mei lalu di Denpasar, seniman Cok Sawitri tampil memainkan monolog berjudul Indonesia. Sawitri membawakan monolog dengan gaya Arja Siki, opera khas Bali.

Dari 100 pementasan monolog Putu Wijaya, 62 diadakan di Singaraja, Kabupaten Buleleng. "Di Buleleng, Putu Wijaya mengenal teater modern," kata Satria. Penutupan festival akan dilakukan di Kabupaten Tabanan. Di sanalah Putu Wijaya lahir 73 tahun lalu.

BRAM SETIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

47 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.