TEMPO.CO, Jakarta -Helatan Art Stage Jakarta 2017 bakal kembali menyapa masyarakat seni Indonesia. Pendiri acara bursa seni, Lorenzo Rudolf dan timnya telah menyiapkan beragam program untuk menarik pengunjung. Acara ini akan bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel pada 11-13 Agustus 2017, tetapi serangkaian acara pendukung akan digelar di berbagai tempat dalam program sejak 1-13 Juli 2017.
Rudolf mengatakan tidak hanya helatan pasar seni saja yang akan digelar tetapi juga acara lain yang bertujuan mendukung hidupnya ekosistem seni di Jakarta. Program ini bekerja sama dengan beberapa lembaga kebudayaan luar negeri, seniman pertunjukan dan musik dari Indonesia dan luar negeri.
Program yang akan digelar antara lain:
- Off The Wall :
Akan menghadirkan seniman graffiti Asia Tenggara dan Eropa: Europe Meets ASEAN. Pameran seni urban dari seniman dari Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Portugal, Republik Cek, Indonesia, Filipina, Kamboja, Thailand, Singapura, Brunei dan Malaysia akan berpameran bersama. Nama seniman yang berpartisipasi dalam program pun sudah kondang di dunianya seperti Seth Globe, Great Bates, Chekos Art, Scope, Egg Fiasco, Farhan Siki,Tuyuloveme.
- The Art Square:
Selain di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Art Stage Jakarta juga akan memamerkan karya para seniman di Atrium Gandaria City Mal yang disebut The Art Square. Program ini melibatkan beberapa lembaga non profit atau lembaga seni dan seniman pendatang baru. Ada nama-nama seperti Biennale Yogyakarta, Jakarta Biennale, Nasi Goreng Diplomacy, Papermoon Puppet Theatre dan masih banyak lembaga lain.
- Indonesian Award:
Pada edisi kedua ini, Rudolf dengan bangga menjelaskan rencana pemberikan penghargaan bagi sejumlah orang untuk otentitas, kepemimpinan, keistimewaan, kualitas dan keseriusannya di dunia seni. Penghargaan ini akan diberikan kepada dari 13 kategori. Penerima penghargaan akan diberikan trofi yang dibuat oleh seniman Handiwirman Saputra.
Para peraih penghargaan ini akan dinilai oleh 170-200 juri yang berasal dari kalangan seni baik itu dari seniman, kurator, kolektor, akademisi. Penilaiannya akan meniru sistem penilaian Oscar. “Karena kami ingin mendukung dan menghidupkan industri dan ekosistem seni di Indonesia,” ujar Rudolf. Perhatian lebih diberikan kepada seniman muda. “Apa yang kami bisa lakukan untuk lakukan untuk mengembangkan dia dalam pertumbuhannya,” ujarnya. Ia mencontohkan memberikan semacam workshop atau residensi untuk menajamkan karya sang seniman.
Salah satu konsultan, Enin Supriyanto mengatakan industri film hidup karena didukung oleh banyak profesi yang terlibat. “Tidak hanya si aktor atau aktris atau sutradaranya. Tapi lihat saja ada penata kostum, penata musik yang juga ikut diakui,” ujarnya. Demikian pula yang penghargaan yang akan diberikan pertama kalinya di Art Stage Jakarta ini. Boleh dikatakan penghargaan ini diberikan dari, untuk, kepada orang-orang atau lembaga komunitas seni itu sendiri yang melampaui tugasnya.
Art Stage Jakarta Week
Untuk menarik lebih banyak pengunjung seni terlibat dan merasakan suasana seni, Art Stage Jakarta sudah menyiapkan jadwal lanskap pekan acara seni. Ikut mempromosikan keragaman budaya Indonesia secara lebih luas dari beberapa galeri dan museum seni. Acara yang dikonsep serupa yang dilaksanakan di Singapura dan Art Jog.
Acara ini simultan beriringan dalam kalender acara seni di Galeri Nasional Indonesia, Museum MACAN, Museum Seni Rupa dan Keramik, IFI Prancis, Goethe Institut Jakarta, IIC Italia, Erasmus Huis Belanda. Beberapa galeri seperti ROH Project, D Gallerie, Redbase Art, Can’s Gallery, Nadi Gallery, Sunrise Art Gallery, Ruci Art Space, Salihara, CG Artspace juga menggelar acara pameran dan pertunjukan dengan komunitasnya masing-masing. Ada pula beberapa kolektor muda yang juga membuka koleksi pribadi di rumah atau museum pribadinya.
Informasi acara Art Stage Jakarta dan rangkaian acara pendukung bisa diperoleh di laman www.artstage.com.
DIAN YULIASTUTI