TEMPO.CO, Jakarta - Ketika masih berusia 8 tahun, aktor dan pembawa acara Hamish Daud begitu keranjingan minuman berkarbonasi. Kala itu, pria kelahiran Gosford, Australia, ini tinggal di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. “Sayangnya, di situ enggak ada minuman itu,” ujar Hamish saat ditemui di GoetheHaus, Menteng, Jakarta Pusat, pertengahan Juni lalu.
Baca: Hamish Daud Sering Sakit Hati Gara-gara Ini
Di pulau tersebut, Hamish harus rela hidup tanpa listrik dan pasar swalayan. Tak jarang ia pergi memancing ke tengah laut bersama sang ayah untuk mencari makanan. Berkat kepandaiannya memancing pula Hamish dapat meneguk minuman berkarbonasi yang selalu ia idamkan.
“Saya tantangin pejabat yang usianya sudah 40-an, bahkan ada bupati. Siapa yang dapat ikan paling besar, akan dapat satu kardus Coca-Cola. Saya hanya mancing demi itu,” ucap pria yang merupakan tunangan penyanyi Raisa Andriana ini.
Bermodalkan alat pancing tradisional berupa kail, Hamish nekat pergi ke tengah laut untuk memancing. “Mereka semua pakai alat pancing modern, kalau saya cuma tali. Waktu itu mancing malam-malam,” ujarnya.
Baca Juga:
Malam itu usahanya tidak sia-sia. Hamish Daud berhasil menangkap ikan terbesar di antara para pesaingnya. Dia pun mendapat satu kardus minuman berkarbonasi yang ia inginkan. ”I'm so proud,” kata pria kelahiran 8 Maret 1980 ini.
DINI TEJA