TEMPO.CO, Cirebon - Hajatan pernikahan sastrawan Ajip Rosidi dan Nani WIjaya di Keraton Kasepuhan Cirebon pada Ahad, 16 April 2017 penuh nuansa budaya. Hajatan ini sangat diwarnai budaya Cirebon, antara lain iringan musik Gembyung yang mengiringi seluruh prosesi pernikahan.
Setelah acara pernikahan selesai, Ajip Rosidi pun menutup perhelatan dengan sebuah peristiwa budaya yang mungkin luput dari incaran wartawan. Peristiwa itu adalah pemberian kenang-kenangan berupa lukisan 'Bunga' karya pelukis Sjahri, ke Sultan Sepuh XIV, yang menjadi 'tuan rumah' hajatan pernikahan ini.
Baca juga: Musik Gembyung Mengiringi Prosesi Pernikahan Nani Wijaya - Ajip Rosidi
Sjahri adalah pelukis angkatan S. Sudjojono, Nasar dan Affandi. Karya mereka pada 1955-1965 sering muncul menghiasi majalah Seni yang dikelola oleh HB Jassin dan Zaini. Profil Sjahri sampai hari ini masih sulit ditemukan di mesin pencari Google.
Menurut ulasan di majalah Seni pada 1955, Sjahri lahir di Desa Langseb, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Kuningan Jawa barat. Anak petani miskin ini pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat dan kemudian bekerja sebagai pegawai di bidang litografi di Kabupaten Kuningan.
Sjahri belajar melukis dari teman-teman seniornya, antara lain Affandi. Untuk lukisan cat air, Sjahri dikenal tidak pernah memakai cat berwarna putih. Untuk warna putih, Sjahri cukup menggunakan warna dasar kertas. Sjahri juga dikenal terpengaruh oleh gaya lukisan Vincent Van Gogh, pelukis kelahiran Belanda dan tinggal di Prancis, untuk lukisan pensil.
Jika lukisan 'Bunga' ini ada di tangan sastrawan Ajip Rosidi, tak terbayangkan betapa istimewanya nilai lukisan yang sudah mengarungi waktu lebih dari setengah abad ini. *
Kelik