Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menonton Kegilaan Gandrik dan Sindiran Hakim Sarpin

image-gnews
Djaduk Ferianto (kiri) berperan sebagai Kepala Wilayah berdialog dengan M. Arif Broto Wijayanto yang memerankan tokoh Kusane Mareki saat pementasan Teater Gandrik dengan lakon Hakim Sarmin di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta, 29 Maret 2017. TEMPO/Pius Erlangga
Djaduk Ferianto (kiri) berperan sebagai Kepala Wilayah berdialog dengan M. Arif Broto Wijayanto yang memerankan tokoh Kusane Mareki saat pementasan Teater Gandrik dengan lakon Hakim Sarmin di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta, 29 Maret 2017. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Teater Gandrik mengocok perut penonton lewat pentasnya yang membawakan lakon Hakim Sarmin. Seperti biasanya, Gandrik mencampur isu-isu sosial politik yang kontekstual saat ini dengan lakon yang mereka bawakan. Ada isu Pemilihan Kepala Daerah di Jakarta, sentimen agama, dan hoax.

Pentas yang ditonton ratusan orang itu berlangsung pada 29-30 Maret di Taman Budaya Yogyakarta. Gandrik juga akan memboyong pemainnya untuk kembali pentas pada 5-6 April di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Lakon Hakim Sarmin mengingatkan orang pada Hakim Sarpin, hakim yang mengabulkan gugatan Komisaris Jenderal Budi Gunawan atas penetapan tersangka oleh Komisi Pemerantasan Korupsi. Budi Gunawan menjadi tersangka kasus dugaan kepemilikan rekening gendut. “Inspirasinya dari Hakim Sarpin itu,” kata penulis naskah lakon Hakim Sarmin, Agus Noor kepada Tempo, Kamis, 29 Maret 2017.

Menurut dia, cerita menggambarkan tentang kegilaan-kegilaan, misalnya hukum yang diputarbalikkan. Pentas teater malam itu mengambul latar rumah sakit jiwa bernama Pusat Rehabilitasi Hakim Sumber Waras.

Negara dikisahkan sedang krisis hakim karena hakim-hakimnya memilih masuk rumah sakit jiwa. Para hakim yang menolak masuk rumah sakit jiwa dikabarkan mati terbunuh. Keadaan itu menebarkan kecemasan dan teror.

Butet Kertaradjasa didapuk menjadi Hakim Sarmin. Di Panggung, ia seringkali menengadahkan tangannya, seperti merapal doa di rumah sakit jiwa itu. Hakim Sarmin berkata kegilaan dimulai dari pikiran. Revolusi selalu diawali oleh mereka yang gila. Inilah zaman ketika kegilaan sudah menjadi tren. “Kalau tidak gila malah dianggap jadul, kurang gaul,” kata Hakim Sarmin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pimpinan Pusat Rehabilitasi, Dokter Menawi Diparani (diperankan Susilo Nugroho) menggambarkan bagaimana wabah kegilaan yang berbahaya. Gejalnya sulit dikenali, menjalar, dan menakutkan ketimbang wabah sampar. Dokter Menawi Diparani tak mampu mengendalikan para hakim yang menjadi pasien di rumah sakit jiwa yang dipimpinnya. Para hakim memberontak.

Sutradara Teater Gandrik, Djaduk Ferianto meramu dialog, lagu, dan bunyi musik tradisional. Sepanjang pementasan, Gandrik menyajikan tema berat yang dibawakan secara ringan dengan guyonan khas mereka.

Para pemain membawakan bagaimana kepentingan politik, ambisi kekuasaan, siasat licik untuk saling menjatuhkan berjalan. “Pementasan ini menggambarkan keadilan dan kegilaan yang tak lagi bisa dibedakan,” kata Djaduk.

Teater Gandrik selama ini dikenal mengolah konsep dan bentuk teater tradisional dengan semangat panggung teater kontemporer. Untuk bisa menonton pentas ini, panitia membanderol tarif tiket dari Rp 45 ribu hingga Rp 200 ribu.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.