TEMPO.CO, Jakarta – Bagi penggemar seni drama tradisional ludruk, nama Cak Kartolo mungkin sudah tak asing. Namanya kian memuncak ketika ia dan kawan-kawannya mendirikan sebuah grup lawak bernama grup ludruk Kartolo CS sejak 1960-an.
Baca: Cak Kartolo Meriahkan Pentas Ludruk Dalang Gersang
Namun sudah lebih dari tiga dekade pria kelahiran Pasuruan, 2 Juli 1945, ini berhenti dari panggung yang telah membesarkan namanya tersebut. Lalu, apa yang dilakukan Cak Kartolo saat ini?
”Sudah sejak 1980-an saya sudah tidak ngeludruk, hanya lawak. Tapi kadang diundang oleh anak-anak untuk gabungan ludruk, wayang kulit, ketoprak, dan orkes,” katanya saat ditemui di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Ahad, 12 Maret 2017.
Terakhir, Cak kartolo diajak main ludruk dalam lakon Dalang Gersang bersama Paguyuban Konco Dhewe di Auditorium Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Ahad, itu.
Ia mengaku, dalam sebulan, ia bisa mendatangi empat kali undangan. “Tapi kadang juga kosong. Memang setelah teman-teman meninggal, undangan yang didapat jauh berkurang,” ujar pria berusia 71 tahun ini. “Paling banyak, kalau mantenan sebulan bisa sampai tujuh kali saja,” ujarnya.
Selain di Jawa Timur, Cak Kartolo mengaku pernah beberapa kali diundang ke beberapa daerah. “Sejak berhenti, saya juga pernah ke Gorontalo, Balikpapan, Batam, dan Lombok. Tapi itu lawak saja, bukan ludruk,” katanya.
Adapun jika tak ada undangan, Cak Kartolo mengaku lebih senang tinggal di rumah dan mengurus cucu. “Kegiatan sehari-hari sekarang paling antar-jemput cucu sekolah,” katanya sambil tersenyum.
DINI TEJA