TEMPO.CO, Jakarta - Cerita tentang Raja Salman ibnu Abdulaziz Al-Saud yang beredar di masyarakat seperti dongeng zaman dahulu. Salah satunya tentang sisi kebaikan berikut ini seperti diceritakan Unsil Habib, penerjemah antara Raja Salman dan Presiden Joko Widodo selama berkunjung ke Indonesia melalui komunikasi Whatapps, Rabu, 8 Maret 2017.
Ketika Raja Salman masih menjadi Gubernur Riyadh, Gubernur dikenal pantang membiarkan warganya keluar dari ruang kerjanya dalam keadaan tangan kosong, jika warga tersebut menemuinya karena ada keperluan keuangan.
Baca juga: Raja Salman Nambah Liburan Tiga Hari, Kerasan di Bali
Sebagaimana layaknya seorang Gubernur, Gubernur Salman juga dikelilingi oleh sejumlah pembantu termasuk yang menjaga pintu masuk ruang Gubernur, sekaligus melaksanakan dan menindaklanjuti perintah Gubernur yang berkaitan dengan warga yang datang. Setiap pintu menuju ruang Gubernur Salman dijaga oleh seorang petugas yg akan menanyakan identitas dan maksud tujuan.
Alkisah, ada seorang penjaga pintu yang nakal, di mana ia tidak akan memberi ijin tamu untuk masuk ke dalam ruang Gubernur, kecuali jika ia berjanji memberikan sekian persen dari pemberian Gubernur kepada orang tersebut.
Cerita tentang penjaga pintu tersebut cukup diketahui masyarakat. Mereka merasa gusar dan gerah, dengan adanya oknum semacam itu. Karena jika mereka tidak memberikan komisi, mereka akan kehilangan kesempatan memperoleh pemberian dari Gubernur.
Suatu saat seorang warga mendatangi Gubernur untuk meminta bantuan. Di pintu yang dijaga oleh si petugas nakal tersebut, dia menyanggupi akan memberikan 30% dari pemberian yang akan diberikan oleh Gubernur. Sesampai di hadapan Gubernur, dia menyodorkan kertas permintaan. Setelah dibaca, ternyata isinya si tamu minta dicambuk 100 kali. Tentu saja Gubernur bingung. Selama ini warga yang datang meminta bantuan materi, kali ini ada warga yang datang minta dicambuk 100 kali.
Setelah ditanyakan lebih lanjut, maka diceritakanlah segala sesuatunya, dan ia ingin memberikan pelajaran kepada si petugas nakal, agar diberikan komisi berupa cambukan 30 kali sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya.
Kenakalan petugas tersebut akhirnya diketahui oleh Gubernur Salman. Akhirnya Gubernur Salman memerintahkan stafnya untuk memberikan komisi berupa 30 kali cambukan dan langsung memberhentikannya dari pekerjaannya. Demikian salah satu kisah menarik yang beredar di masyarakat tentang Gubernur Riyadh yang sekarang menjadi Raja Salman. “Oleh karena itulah rakyat menjulukinya sebagai Salman Alkhair, Salman Gudang Kebaikan, “ kata Unsil Habib yang menjadi penerjemah antara pejabat-pejabat RI dengan Raja Salman sejak beliau menjadi Gubernur ini. *
Kelik M. Nugroho