TEMPO.CO, Jakarta -Galeri Nasional Indonesia (GNI) merestorasi enam koleksinya yang sudah mulai mengalami kerusakan. Restorasi dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih berat pada koleksi dari para seniman.
Keenam koleksi GNI yang direstorasi ini berjudul Figur-figur Keluarga karya Abas Alibasyah, Kuda Lumping karya Agus Djajasuminta, Perahu karya Zaini, Borobudur II karya Srihadi Soedarsono, Komposisi karya Oesman Effendi dan Burung-burung karya Bernauli Pulungan.
“Enam karya ini direstorasi karena kerusakan yang signifikan karena usia dan akibat iklim yang ekstrem, kadar garam yang relative tinggi karena Jakarta sangat dekat dengan laut,” ujar Sumarmin, Kepala Seksi Pengumpulan dan Perawatan GNI dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Galeri Nasional, 21 Desember 2016.
Pada lima karya lukisan mengalami retak, cat mengelupas, cat mencuat, kanvas mengendur, berdebu, berlubang, lembab.Sedangkan pada karya patung Burung-burung, obyek utama patah, korosi dan berdebu. “Kayunya sudah sangat rapuh tapi sudah ditutup kembali. Pada kanvas karena kanvas, bahan material cat kurang bagus,” ujar Sumarmin lagi.
Sumarmin menjelaskan karya yang dikonservasi atau restorasi sebagai bagian dari upaya pencegahan terhadap kerusakan yang lebih parah. Karya yang dilakukan konservasi kondisinya elatif bagus. Rata rata dilakukan konservasi karena karya lukisan itu retak, kena jamur yang muncul karena iklim. Konservasi preventif dilakukan pada 795 karya.
Kepala Galeri Nasional Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengatakan untuk konservasi dan restorasi dilakukan oleh para petugas yang berpengalaman karena belum mempunyai tenaga ahli restorasi.
Selain konservasi dan restorasi, GNI juga menambah empat koleksi baru yakni karya instalasi berjudul Bermain Dakon karya Siti Adiyati, Potret Diri lukisan pastel pada kertas Soenarto PR, lukisan akrilik Merapi karya Chandra Johan dan dua karya fotografi Atlantis Van Java dan Soulscape Road Oscar Motuloh. DIAN YULIASTUTI