TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya mahir menyanyi dan memainkan alat musik, Wizzy Williana juga jago menciptakan lagu. Kemampuan inilah yang membuat gadis berambut ikal itu dikenal sebagai penyanyi serba bisa.
Banyak hal bisa jadi referensi Wizzy dalam menghasilkan karya. Salah satunya buku. Sejak kecil, pelantun lagu "Cinta Cinta Cinta" itu gemar membaca. Buku-buku filsafat paling sering dilahapnya.
"Buku berpengaruh banget buat aku. Dari situ aku bisa belajar banyak. Buku juga jadi inspirasi aku dalam menulis lagu," kata Wizzy Williana, di sela peluncuran 5 novel yang tergabung dalam "The Blue Valley Series" di kantor Falcon, Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.
Wizzy merasa bisa mendapatkan ide kata-kata usai membaca buku. Ketika tampil di acara lini usaha baru Falcon, yakni Falcon Publishing, Wizzy tertarik untuk membaca kelima novel tersebut. "Aku suka cerita fiksi katanya.
Pihak Falcon sendiri Deden Ridwan, Editor in Chief Falcon Publishing menjelaskan jika publishing tersebut untuk mengumpulkan konten yang bisa dipaka untuk film-film keluaran production house mereka.
Falcon Publishing, lanjut Deden, memiliki misi untuk menampung karya kreatif, baik penulis pemula maupun profesional, agar bisa dinikmati oleh masyarakat. "Kami akan jadi partner kreatif pekerja konten, bagaimana hasilkan karya yang mengasyikkan. Kami ingin menyapa penulis untuk membangun ide kreatif dan cerita yang baik,"
The Blue Valley Series dihasilkan oleh lima penulis muda. Masing-masing menghadirkan karya dengan latar cerita berbeda namun dalam bingkai yang sama. "Semua tokoh utama dari lima novel ini pernah kehilangan seseorang yang berarti dari hidupnya. Dan semua tokoh utama tnggal di tempat yang sama, yakni di blue valley," jelas Bernard Batubara, yang menulis cerita Elegi Rinaldo untuk The Blue Valley.
Selain Bernard, empat penulis lainnya adalah Aditia Yudis (Senandika Prisma), Robin Wijaya (Melankolia Ninna), Dyah Rinni (Asa Ayuni), dan Erlin Natawira (Lara Miya). Novel-novel tersebut resmi risilis, hari ini, 15 Desember 2016.