TEMPO.CO, Jakarta - Membuat naskah film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak menjadi pengalaman tersendiri bagi sutradara sekaligus penulis naskah Moly Surya dan Rama Adi. Mereka harus bolak-balik mengubah naskah untuk menyesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia dan internasional.
“Ada banyak perubahan, sampai 12 draf. Kami menandainya sampai 6.3 agar pas untuk masyarakat kita dan internasional ketika dibawa ke festival,” ujar Mouly Surya dalam konferensi pers di Pusat Budaya Prancis, Selasa, 6 Desember 2016.
Mouly mengatakan ide dasar awalnya berasal dari sutradara Garin Nugroho tentang tokoh perempuan Marlina yang disatroni perampok di Sumba. Mouly dan Rama kemudian mengembangkan cerita tersebut dengan menciptakan beberapa tokoh baru. Dia mencontohkan ada tokoh Novi, teman Marlina. ”Karakter ini sebagai refleksi,” ujarnya.
Mitra Ko, produser asal Prancis, Isabele Gachcant, dari Yisha Production, juga memberikan masukan-masukan untuk memperkaya film yang digarap di Sumba dan Jakarta ini. “Kami memberikan masukan dan memberi perspektif dan sudut pandang lain. Kami ingin film ini sealami mungkin dan karakter lokalnya kuat,” ujar Glachcant.
Film Marlina ini mendapatkan subsidi pendanaan Aide aux cinemas du Monde dari Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Prancis. Subsidi ini dikelola oleh Centre National du Cinema et de I’Image Animee (CNC) dan Institut Prancis di Indonesia.
Film ini, kata Rama Adi, terpilih secara aklamasi oleh 10 orang anggota komite yang dikepalai Charles Tesson, Direktur Artistik Semaine de La Critique Cannes Film Festival. Film ini sedang dalam proses editing yang diharapkan bisa segera selesai dan diedarkan tahun depan.
DIAN YULIASTUTI