TEMPO.CO, Jakarta - Bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat di Singapura, Art Stage Singapore akan memberikan penghargaan kepada seniman atau kurator yang ikut memperjuangkan dan mengekspresikan kebebasan dalam seni. Penghargaan Joseph Balestier Award untuk Kebebasan dalam Seni (Joseph Balestier for Freedom of Art) akan diberikan bersamaan dengan gelaran Art Stage Singapore 2017 dan Singapore Art Week 2017. “Yang dulu seniman FX Harsono, sudah ada beberapa kandidat yang cukup kuat, tapi tunggu pengumuman resminya,” ujar pendiri sekaligus Presiden Art Stage Singapore dan Art Stage Jakarta, Lorenzo Rudolf, pada media di kawasan Menteng, Selasa, 6 Desember 2016.
Rudolf memberikan sedikit petunjuk, tapi dia masih bungkam untuk nama-nama serta asal kandidat. “Akan ada pengumuman resmi untuk itu, sabar,” ujarnya membuat media penasaran.
Penghargaan ini akan diberikan kepada seniman atau kurator di Asia Tenggara yang aktif berkomitmen terhadap kemerdekaan ideal atau kebebasan berekspresi melalui karya. Pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai US$ 15.000.
Selain pemberian penghargaan, Asia Forum Asia Tenggara juga akan diselenggarakan saat Arts Stage Singapore dan Singapore Week. Selain diskusi dan debat tentang seni bertajuk Net Present Value: Art, Capital, Futures, dalam acara tersebut akan menampilkan beberapa karya seniman. Dari Indonesia akan tampil empat seniman yang memamerkan karyanya melalui galeri yang mempromosikannya. Seniman lainnya berasal dari Kambodia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura.
Keempat seniman Indonesia, yakni Jim Allen Abel dengan karya instalasi dari spion motor yang merekam perjalanannya ke berbagai tempat, lalu ada Eldwin Pradipta yang menyuguhkan ekspresi obyek yang digali di obyek wisata Taman Sari di Yogyakarta untuk menyorot masalah dampak turisme, termasuk pada nilai budaya. Ada pula Yudi Sulistyo yang menyuguhkan instalasi berbentuk kendaraan seperti tank. Terakhir, ada Tintin Wulia yang merekam perjalanan dari berbagai penjuru tempat yang diwujudkan dalam instalasi panel suara yang merujuk pada pengungkapan cerita atau puisi sebagai eksplorasi bahasa dan pengalaman universal.
DIAN YULIASTUTI