TEMPO.CO, Jakarta - Para kreator muda Indonesia mengobrak-abrik kantor Tempo dengan berbagai gambar grafiti bertemakan "Perjuangan Pahlawan Indonesia". Pameran ini diselenggarakan Tempo bersama Kreavi sebagai bentuk peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada Kamis, 10 November 2016.
Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Arif Zulkifli mengatakan dalam pameran ini Tempo dan Kreavi memilih tema perjuangan pahlawan. Tagline yang diambil yakni "Boeng Ajo Boeng". "Kenapa kami memilih Boeng Ajo Boeng, karena kami memungut dari peristiwa bersejarah 1945," kata Arif, saat membuka pameran.
Foto Karya Grafis Bisa Dilihat di Sini
Arif mengatakan tagline Boeng Ajo Boeng pertama kali digagas oleh Presiden Soekarno. Kala itu, Bung Karno menginginkan sesuatu yang dapat menggerakkan rakyat Indonesia. Ia kemudian meminta pelukis Affandi untuk membuat sebuah poster perjuangan.
Affandi mengajak Dullah sebagai model dalam lukisan tersebut. Dullah menenteng bambu runcing, dan tangannya dijerat rantai tapi dipatahkan. Tapi poster harapan Soekarno belum selesai karena belum memiliki tagline.
Affandi kemudian bertemu dengan penyair Chairil Anwar. Penyair angkatan 45 itu menyarankan agar Affandi menggunakan tagline "Boeng Ajo Boeng" pada poster tersebut. Intinya Tempo ingin menceritakan sejarah dengan konsep yang tidak membosankan. "Charil mendapat tagline itu dari para pelacur ketika menggoda pelangganya," ucap Arif.
CEO Kreavi Yansen Kamto tertarik dengan konsep grafiti perjuangan para pahlawan. Kata dia, Tempo bukan sekadar majalah. Tempo bisa menjadi semangat perubahan Indonesia. "Bisa berkumpul dan mencoret-coret di kantor sebesar Tempo, rasanya wow," ucap Yansen.
Kata dia, pameran ini akan digelar di Tempo hingga 31 Desember untuk umum. Pameran diikuti oleh 17 kreator yang diseleksi dari 38 ribu kreator di seluruh Indonesia. Mereka membuat setidaknya 80 grafiti yang memenuhi empat lantai Gedung Tempo.
Pengunjung bisa berkeliling ke dapur redaksi Tempo dan melihat berbagai gambar grafiti. Mereka juga berkesempatan berkenalan dengan wartawan, redaktur, dan selfie bersama di Tempo. Arif Zulkifli juga menawarkan diskusi bagi pengunjung, karena Tempo selalu terbuka dengan publik.
AVIT HIDAYAT