TEMPO.CO, Jakarta - Malam puncak penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) kembali digelar. Tahun ini, pesta film Indonesia itu digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat dengan mengangkat tema "Restorasi".
Ketua Panitia FFI 2016 Lukman Sardi mengatakan restorasi yang dimaksud mencakup peningkatan industri film dan perbaikan sistem pengarsipan film. FFI kali ini juga menyoroti sistem sensor yang membatasi kreativitas dan imajinasi para sineas. "Kurang tepat menerapkan sistem sensor di negara demokrasi," kata Lukman dalam konferensi pers di TIM, Ahad, 6 November 2016.
Menurut Lukman, film merekam potongan gambar hidup dari sebuah peradaban. "Tidak sepantasnya dibiarkan rusak dengan membatasi seniman merekam potret kehidupan itu," ujarnya.
FFI mengusulkan penerapan sistem kualifikasi alih-alih sensor sebagai jalan tengah. "Ada metode lain selain sensor yang lebih bijak," kata Lukman.
Selain itu, FFI juga menyuarakan restorasi menyeluruh film Indonesia seperti perbaikan sistem pengarsipan film. Tahun ini, beberapa film lama Indonesia diperbarui menjadi format baru agar tetap dapat dinikmati. "Film-film yang dibuat hendaknya dapat terus ditonton sampai tahun-tahun mendatang," kata Lukman.
Malam puncak FFI digelar mulai pukul 19.15 WIB di Teater Besar TIM. Namun, stasiun televisi baru akan menyiarkan mulai pukul 22.00 WIB.
Ada 21 nominasi kategori dalam FFI 2016. Untuk kategori Film Terbaik: 1. Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara (Produser: Hamdani Koestoro. Produksi: Film One Production); 2. Athirah (Produser: Mira Lesmana. Produksi: Miles Films); 3. Rudy Habibie (Produser : Manoj Punjabi. Produksi: MD Pictures); 4. Salawaku (Produser: Ray Zulham, Mike Julius. Produksi: Kamala Films); dan 5. Surat dari Praha (Produser: Glenn Fredly, Angga Dwimas Sasongko, Anggia Kharisma. Produksi: Visinema Pictures).
MOYANG KASIH
Baca juga:
Dilaporkan Karena Komentari Demo 4 November, Ini Kata Ulin
Demo 4 November, Wimar Witoelar: FPI Bukan Tuhan
Komikus Gundala Putera Petir Tutup Usia