TEMPO.CO, Jakarta -Indonesian Dance Festival (IDF) membuat program baru, Retrospective. Pada program yang pertama ini, panitia mengusung sosok koreografer pembaharu tarian Minangkabau, Hoerijah Adam. Sebuah film tentang Hoerijah Adam, Playing Barabah, diputar di Teater Kecil diikuti penampilan dari Sentot Sudiharto pada Rabu, 2 November 2016 pukul 16.00 WIB.
Pada malam pembukaan festival, Selasa malam, 1 November 2016, para pendiri IDF menganugerahkan penghargaan kepada Hoerijah Adam yang diberikan kepada putranya , Muhammad Ikhlas dan Muhammad Jujur. “Beliau banyak memberikan kontribusi yang besar dalam khazanah koreografi kita saat ini,” ujar Direktur Program IDF, Maria Darmaningsih.
Hoerijah Adam (1936-1971) dinilai sebagai sosok penting pada 1960-an. Hoerijah yang berasal dari tanah Minang, sebuah kelompok etnis besar di Sumatra Barat, adalah orang pertama yang menganalisa dengan kritis pokok tari-tarian Minang, yaitu elemen pencak silat (ilmu bela diri). Ia membawa pengetahuan ini ketika ia pindah ke Jakarta pada 1968 untuk bergabung dengan kelompok di Taman Ismail Marzuki, Pusat Kesenian Jakarta, memperkaya pertemuan khazanah seni dengan menggabungkan perbendaharaan tarian Minang yang ia ketahui. Bersama-sama, para seniman ini menciptakan koreografi dengan ragam pendekatan yang membuat arah seni tari kontemporer Indonesia dikenal sekarang ini.
Sutradara Katia Engel dan Faozan Rizal bersama Sentot Sudiharto, rekan tari almarhumah Hoerijah menyusuri kembali tapak perjalanan Hoerijah ke tanah kelahirannya di Padangpanjang dan mendokumentasikan dalam sebuah film berjudul Playing Barabah. Sentot juga akan mempresentasikan karya Hoerijah.
Pada Kamis, 3 November 2016, film juga akan diputar kembali dan para Siswa SMKN 7 Padang juga akan menampilkan koreografi Hoerijah . para siswa ini akan menarikan karya Hoerijah di bawah bimbingan koreografer kondang Ery Mefri. Pengunjung juga akan bisa melihat arsip Hoerijah Adam yang juga ikut dipamerkan dan berdiskusi tentang metode Hoerijah Adam dalam mengajarkan koreografernya dengan pembicara Ery Mefri, Julianti Parani dan Sentot Sudiharto. DIAN YULIASTUTI