TEMPO.CO, Singapura - Seniman Indonesia Ade Darmawan masuk dalam daftar lima seniman yang akan menerima penghargaan 11th Benesse Prize. Nama-nama seniman ini disampaikan menjelang pembukaan Singapore Biennale 2016 di Singapura. Kelima nama seniman itu antara lain Martha Atienza (Filipina/Belanda), Bui Cong Khank (Vietnam), Ade Darmawan (Indonesia). Qiu Zhijie (Cina) dan Pannaphan Yodmanee (Thailand).
Menurut Fukutake, Presiden dan Pimpinan Yayasan Fukutake, penasehat kehormatan dari Benesse Holding Inc. Benesse Prize ini akan dianugerahkan di Biennale Venesia untuk edisi ke-10, yang dihadirkan pertama kali di Asia. Penghargaan 11th Benesse Prize ini terbuka untuk semua seniman yang karyanya dipamerkan pada helatan Singapore Biennale 2016. "Penghargaan ini akan diberikan kepada para seniman yang mempunyai karya eksperimental, semangat kritis dan potensial besar untuk mengembangkan sebuah refleksi dari tema Benesse," ujar Fukutake, Selasa, 25 Oktober 2016.
Seniman yang terpilih oleh dua lembaga tersebut akan diumumkan di Singapura pada helatan Singapore Art Week 2017 di Singapore Art Museum Januari tahun depan. Pemenangnya, menurut Akiko Miki, Direktur Artistik Internasional Benesse Art Site Naoshima, akan menerima tugas untuk membuat sebuah karya yang akan dipamerkan di Benesse Art Site Naoshima, Jepang. "Selain itu pemenang akan mendapatkan uang sebesar JPY 3 juta," ujar Akiko Miki.
Ade menyatakan senang namanya masuk daftar itu. "Saya juga nggak menyangka. Kabarnya kalau menang akan menggarap karya di sebuah pulau,"ujar Ade kepada Tempo,di sela-sela pengumuman dan konferensi pers di Singapore Art Museum.
Karya seniman pegiat Ruang Rupa berjudul Singapore Human Resource Institute memperlihatkan seni instalasi yang menggambarkan bagaimana sumberdaya Singapura dibentuk dan tumbuh. Instalasinya berupa meubel lawas bahkan meubel kursi rusak dan aneka barang ditata sedemikian rupa. Karya Martha Atienza berjudul Endless Hours at Sea mempertontonkan pantulan video ombak yang dilihat dari jendela sebuah kapal.
Sedangkan karya Bui Cong Khank berupa rumah dengan pahatan pada rangka dari kayu nangka. Pannaphan Yodmanee memamerkan karya dengan material campuran berjudul Aftermath. Sedangkan Qiu Zhijie memamerkan karya peta dengan elemen tambahan patung-patung kaca.
DIAN YULIASTUTI