Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Plasticology, Cara Seniman Bali Ajak Anak Olah Sampah  

image-gnews
Made Bayak di antara seni lukis 'Plasticology' karya murid-muridSD 3 Manukaya, Desa Tampaksiring, Gianyar dalam acara Mabesikan Festival: Art for Social Change di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu, 22 Oktober 2016. Bram Setiawan
Made Bayak di antara seni lukis 'Plasticology' karya murid-muridSD 3 Manukaya, Desa Tampaksiring, Gianyar dalam acara Mabesikan Festival: Art for Social Change di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu, 22 Oktober 2016. Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Berawal dari kritik terhadap permasalahan sampah di Bali, seniman Made Bayak, 36 tahun, membuat sebuah karya seni melalui medium plastik. Bayak menggagas serangkaian proyek seni rupa itu bertajuk “Plasticology”.

Dalam acara Mabesikan Festival: Art for Social Change yang merupakan kumpulan pameran seni, pertunjukan musik, lokakarya kreatif, serta nonton dan diskusi film, Bayak menyajikan instalasi Museum of Plasticology. Ada 40 karya Plasticology hasil kerajinan tangan murid-murid Sekolah Dasar (SD) 3 Manukaya, Desa Tampaksiring, Gianyar, yang dipajang dalam acara tersebut.

Sejak memulai eksperimen Plasticology pada 2010, Bayak sering berbagi ilmu kepada anak-anak. "Pada 2011, saya sudah mulai memberi workshop kepada anak-anak dan komunitas," katanya saat penyelenggaraan Mabesikan Festival: Art for Social Change di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu, 22 Oktober 2016.

Ia menjelaskan, ketika anak-anak diajak membuat seni lukis media plastik, ada beberapa tahapan untuk menanamkan nilai edukasi. "Pada proses awal workshop, anak-anak mulai memungut sampah (plastik) di sekitar mereka, lalu dicuci dan dikeringkan. Ini membangun dasar pemikiran mereka untuk menyelesaikan masalah (sampah), dan bisa terangkum dalam masa kecil untuk mereka bawa ke depannya," ujarnya.

Menurut dia, saat anak-anak mulai mencoba membuat karya seni lukis (plasticology), Bayak tidak menentukan tema apa pun. "Pembuatan karya anak-anak lebih mengalir, malah saya jadi lebih banyak dapat masukan. Biasanya anak-anak suka gambar pemandangan dan ogoh-ogoh," tutur gitaris grup musik Geekssmile itu.

Pegiat Komunitas Bibit Hijau Batubulan Wayan Suja, 40 tahun, bersama 15 anak-anak turut mewarnai instalasi Museum of Plasticology dengan menampilkan barong plastik. Ia mengatakan komunitas tersebut mewadahi kreativitas anak-anak untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi karya seni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Barong dekat dengan anak-anak karena mereka bisa terlibat untuk membuat dan memainkannya. Sejak 2011, ruang berkumpul kami semakin mengalir karena aktif menyuarakan Bali Tolak Reklamasi (BTR)."

Suja menjelaskan, komposisi barong plastik karya anak-anak komunitas Bibit Hijau Batubulan terdiri dari kantong plastik dan botol bekas air mineral. "Bagian kepala menggunakan bubuk kertas dan bekas kardus," katanya.

Instrumen musik pengiring barong ketika ditarikan juga menggunakan barang tak terpakai, yaitu kaleng dan galon bekas. "Anak-anak sangat antusias karena gelisah terhadap lingkungannya yang semakin tidak nyaman terkontaminasi sampah. Ruang bermain mereka sudah mulai hilang," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

11 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.