TEMPO.CO, Jakarta - Lola Amaria kembali membawa karyanya berkeliling dunia. Setelah bulan lalu sukses diputar di Florence, Italia, saat ini film Jingga mulai diputar di beberapa kota di Jerman.
Pemutaran pertama yang dilakukan di Kota Bonn, Sabtu, 15 Oktober 2016, di Rheinische Freidrich-Wilhelms Universitas Bonn berlangsung sukses. Penonton yang kebanyakan dari kalangan kampus memuji film ini sebagai film yang wajib ditonton karena sangat berguna dan membantu perkembangan ilmu kedokteran.
"Ilmu kedokteran di dunia sudah sedemikian maju. Tapi, saat melihat film ini, mereka menyadari kemajuan itu masih sangat sedikit menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, mereka menjadi tertarik mendalami dunia psikologi keluarga disabel," kata Lola.
Film ini berkisah tentang empat sahabat penyandang tunanetra. Pemeran utamanya bernama Jingga (Hifzane Bob), yang baru saja divonis dokter bahwa dia buta. Karena kebutaan ini, Jingga mulai bersekolah di SLB atau sekolah luar biasa dan di sekolah inilah Jingga bertemu dengan tiga sahabatnya (Qausar Harta Yudana, Aula Assegaf, dan Hany Valery) yang semuanya tunanetra.
Film ini juga mengisahkan perjuangan seorang ibu yang tidak putus asa untuk bisa memotivasi anaknya, Jingga, tetap semangat dalam menjalani hidup walaupun buta. Cerita ini berlanjut pada persahabatan empat anak tunanetra tersebut yang tidak pernah putus asa.
"Saya merasa, melalui film ini, saya ingin menyampaikan sesuatu yang dipahami setiap manusia bahwa kita semua memiliki kekurangan dan kita hidup bersama karena harus saling melengkapi. Di bagian dunia mana pun, tidak ada satu pun manusia yang sanggup hidup sendiri. Saya melihat penonton merasakan pesan yang sama," tutur perempuan yang masih betah hidup sendiri ini saat ditanya tentang pesan film tersebut.
Pemutaran film Jingga di Bonn terasa istimewa karena dihadiri secara khusus mahasiswa dan dosen dari bidang studi kesehatan. "Menurut mereka, Jingga adalah film yang bisa memberi banyak input mengenai kesehatan masyarakat. Bahkan mereka meminta izin menggunakan film ini untuk kajian khusus disabilitas," kata Lola.
Pemutaran film Jingga di Jerman ini didukung beberapa lembaga nirlaba, seperti BUGI, Watch Indonesia, Pidjar, Weitblivk, DIG, Engagement Global, dan KED. Selain di Bonn, film ini akan diputar di Koln, Hannover, Gottingen, Berlin, dan Frankfurt.
Bukan hanya Jingga. Film Lola lain, seperti Negeri tanpa Telinga dan Kisah 3 Titik, juga pernah ia bawa untuk berpromosi ke beberapa negara di Eropa.
ALIA | TABLOID BINTANG.COM