TEMPO.CO, Jakarta - Acara penghargaan tertinggi bagi insan film Tanah Air, Festival Film Indonesia (FFI), akan kembali digelar. Tahun ini, panitia FFI telah memilih 11 asosiasi pekerja film yang akan menjadi juri festival. Anehnya, Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi), sebagai asosiasi perfilman Indonesia, justru tidak dilibatkan.
Ketua Bidang Penjurian Festival Film Indonesia (FFI) 2016 Olga Lydia memberi penjelasan. "Sebetulnya, desain awal itu memang ada 12 asosiasi. Parfi ikut masuk," katanya dalam konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 8 September 2016.
Keterlibatan Parfi sebagai juri festival dibatalkan menyusul persoalan internal yang dihadapi organisasi yang kini diketuai Andryega da Silva tersebut.
Olga menyatakan pihak FFI tidak akan turut campur dalam masalah yang sedang dialami Parfi. "Kami tidak mau masuk ke polemik yang tidak kami pahami. Kami juga tidak merasa punya kewenangan hukum untuk ada di sana. Jadi, kalau nanti salah, malah jadi enggak enak," kata aktris sekaligus model ini.
Meski demikian, wanita yang baru-baru ini beradu akting dengan Baim Wong dan Ferry Salim dalam film Perfect Dreams ini berharap segala masalah yang tengah dihadapi Parfi bisa segera diselesaikan.
Terkait dengan penjurian FFI, Olga mengatakan panitia berusaha memilih juri secara obyektif. "Kami akan melibatkan siapa pun sesuai dengan obyektivitas. Kami enggak memandang apakah mereka senior ataupun junior. Kalaupun junior, mereka pasti yang memang kredibel," katanya.
Ada 11 asosiasi pekerja film yang dilibatkan dalam proses penjurian FFI 2016, yaitu Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Asosiasi Casting Indonesia (ACI), Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), Indonesia Film Directors Club (IFDC), Indonesian Motion Picture Audio Association (IMPACT), Rumah Aktor Indonesia (RAI), Indonesian Film Editors (Inafed), Sinematografer Indonesia (SI), Indonesian Production Designers (IPD), dan Penulis Indonesia untuk Layar Lebar (Pilar).
DINI TEJA