TEMPO.CO, Jakarta -Pameran koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Senin pagi, 1 Agustus 2016, dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Di antara undangan, terdapat keluarga pelukis yang karyanya dipamerkan di Gedung A Galeri Nasional. Ada pula tiga orang yang menjadi model dari karya sang pelukis hadir dalam acara itu. Mereka adalah Tedjabayu, Sri Nasti Rukmawati dan Tara Farina Srihadi.
Tedjabayu datang bersama istri dan adik perempuannya, Sri Nasti Rukmawati mewakili keluarga S. Sudjojono dari istri pertamanya, Mia Bustam. Tedja menyaksikan kembali lima karya S.Sudjojono yang dipajang yakni Di Depan Kelambu Terbuka, Kawan-kawan Revolusi,Markas Laskar di Bekas gudang Beras Tjikampek, Mengungsi dan Sekko (Perintis Gerilya).
“Iya kami sempatkan berfoto lagi di depan lukisan, kami bertiga,” ujar Tedjabayu kepada Tempo, Senin, 1 Agustus 2016.
Tedjabayu menjadi model pada dua lukisan yakni Kawan-kawan Revolusi bersama para seniman, pejuang saat pecah revolusi pada 1947. Di sana di antaranya terdapat wajah Bung Dullah (pejuang bukan seniman Dullah), Mayor Sugiri, Basuki Resobowo, Soerono Trisno Sumardjo, Ramli, Suromo, Nindyo, Kasno, Oesman Effendi, Soedibio, Yudhokusumo dan Kartono Yudhokusumo dan Tedjabayu. Di antara wajah-wajah itu terselip wajah seorang bocah, itulah wajah Tedjabayu yang saat itu berumur tiga tahunan.
Dia juga menjadi model untuk lukisan Mengungsi. Pada lukisan mengungsi itu Tedjabayu tampak digandeng oleh seorang laki-laki yang menyunggi koper, sedangkan Nasti dalam gendongan sang Nenek. “Peristiwa ini Sudjojono memang melukiskan kondisi saat terjadi Agresi Militer II. Yang jadi model ya keluarganya sendiri yang memang mengungsi,” ujar Kurator pameran, Mikke Susanto.
Model lain yang ada dalam karya sang seniman adalah Tara Farina Srihadi. Dia menjadi model lukisan ayahnya, Srihadi Soedarsono dalam lukisan berjudul Tara. Srihadi melukis putrinya yang belajar menari Bali sejak 1975 pada Anak Agung Gde Mandera di Puri Kaleran, Peliatan, Bali. Pada 1977, Tara diwisuda da pentas tari memerankan tokoh laki-laki, Jayaprana.
Lukisan ini secara visual menurut kurator terinspirasi gaya Colorfield Painting yang berkembang di Eropa atau Amerika. Lukisan ini pernah dipamerkan di Taman Ismail Marzuki pada 1978.
Pameran ini digelar mulai 1-30 Agustus mendatang di Gedung A, Galeri Nasional, Jakarta Pusat.
DIAN YULIASTUTI