Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Karya Seni Bertema Serangga di Festival Lima Gunung  

image-gnews
Sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung menampilkan kolaborasi tari, olah tubuh, dan musik kontemporer berjudul 'White Noise' pada gelaran Borobudur Writers & Culture Festival (BWCF) 2015 di Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, 13 November 2015. ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung menampilkan kolaborasi tari, olah tubuh, dan musik kontemporer berjudul 'White Noise' pada gelaran Borobudur Writers & Culture Festival (BWCF) 2015 di Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, 13 November 2015. ANTARA/Anis Efizudin
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Festival Lima Gunung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tahun ini “memotret” hasil bumi berupa sumber pangan yang terpendam dengan tema Pala Kependhem. Melalui tema ini, panitia ingin menunjukkan bahwa penduduk desa berdaulat atas hasil pertaniannya.

Untuk itu, panggung dan tempat pameran dibuat dari bahan alam ramah lingkungan, seperti klaras, daun jati, jerami, dan bambu.

Festival ini digelar secara mandiri pada 19-24 Juli 2016 di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Acara seni rakyat ini menyuguhkan beragam pertunjukan, mulai tari, musik tradisional, musik kontemporer, seni instalasi, pameran seni rupa, hingga kirab budaya. Total, 200 seniman tampil dalam acara ini. Penggagasnya budayawan Sutanto Mendut.

Pekan lalu, festival dibuka di Gunung Wukir Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Magelang. Pada Ahad, 24 Juli 2016, kirab budaya keliling kampung yang menampilkan patung Dewi Sri menandai ditutupnya acara ini. Mereka terdiri atas seniman, yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Seniman itu tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh).

Setiap tahun, tema festival berbeda. Sudah 15 kali festival digelar. Kali ini, tema yang dipilih berkaitan dengan hasil pertanian penduduk yang terpendam dalam tanah, seperti singkong, ubi, talas, dan gembili, kimpul, dan garut.

"Sumber pangan ini melimpah di desa kami," kata tim artistik Festival Lima Gunung, Sujono, di Dusun Keron, Magelang.

Sujono merupakan seniman yang memimpin komunitas Sanggar Saujana. Dia dikenal sebagai pembuat topeng dan wayang berkarakter serangga. Sujono juga menciptakan gerakan tari khas polah serangga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tengoklah pameran seni rupa karya Sujono, yang semuanya bertema serangga, di festival itu. Dia membuat wayang dengan beragam bentuk serangga, di antaranya citraan capung, kupu-kupu, jangkrik, gangsir, dan jangkrik. Ada juga lukisan berkarakter Dewi Sri, dewi kesuburan.

Dalam lukisan Sri Kinjeng, terdapat gambar Dewi Sri bertubuh kinjeng atau capung. Dewi Sri sedang terbang di atas sawah. Dia memegang seikat bulir padi.

Menurut Sujono, dia sengaja memilih tema serangga karena spesies itu penting bagi keseimbangan alam. Dalam satu lukisan, Sujono mengatakan kinjeng mewakili keprihatinannya terhadap kerusakan alam, termasuk penggunaan pestisida yang berlebihan. Akibatnya, tanah menjadi tidak subur dan hasil pertanian terkena beragam pupuk kimia.

Pameran itu juga menampilkan karya seni instalasi berbahan jerami dan bambu. Karya instalasi berbentuk cacing tanah setinggi sekitar 3 meter itu merupakan karya Sanggar Dewata Indonesia.

Seniman Wukir Bambu menyajikan alat musik etnis berbahan kayu yang bentuknya seperti garu atau alat pembajak tradisional. Alat musik itu dilengkapi dengan alat penggesek, seperti halnya biola. Alat itu ditempatkan di depan kandang sapi yang penuh jerami. "Interaksi langsung dengan siapa pun yang memainkan alat musik ini saya tekankan," ucap Wukir.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.


Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Pameran tunggal Zahrah Zubaidah alias Zazu bertajuk Studi Karantina. (Dok.Orbital Dago)
Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.


Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani
Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

28 Juli 2019

Sutradara Riri Riza saat menghadiri gala premiere film Athirah di XXI Epicentrum, Jakarta, 26 September 2016. Film ini diperankan aktor diantaranya Cut Mini, Christoffer Nelwan, Indah Permatasari, Tika Bravani, dan Jajang C Noer. TEMPO/Nurdiansah
Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

Seni instalasi karya Riri Riza bersama seniman lainnya berjudul Humba Dreams (un) Exposed ditampilkan di Artjog 2019 di Yogyakarta.


Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

26 Juli 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka Artjog 2019 di Jogja National Museum Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani
Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka Artjog 2019 dan berbicara di panggung selama 10 menit tanpa teks.


Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

7 Februari 2019

Cooke Maroney (Artforum)
Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

Tunangan Jennifer Lawrence, Cooke Maroney, adalah seorang art dealer seni kontemporer. Ia pernah bekerja dengan beberapa tokoh seni Amerika.


Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

7 Oktober 2018

Pengunjung Nuit Blanche Taipei 2018 berfoto di instalasi bertajuk Hug di kota Taipei, Taiwan, Sabtu, 6 Oktober 2018. (Martha Warta Silaban/ TEMPO)
Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

Sejak Sabtu malam hingga pagi hari, pengunjung Nuit Blanche dapat menikmati 70 pertunjukan dan 43 instalasi seni yang tersebar di kota Taipei, Taiwan.