TEMPO.CO, Jakarta - Aktris berdarah Aceh, Nova Eliza, tengah disibukkan oleh film terbarunya, Kartini. Dalam film yang bergenre biopik ini, Nova akan memerankan tokoh Ngasirah, ibu Kartini.
Berperan sebagai wanita Jawa tulen ternyata sedikit merepotkan Nova. Sebagai wanita berdarah Aceh, dia mengaku sangat kesulitan ketika harus berbicara menggunakan bahasa Jawa. "Saya ini orang Aceh, jadi sulit bicara bahasa Jawa. Aceh dan Jawa itu beda sekali," ujarnya saat konferensi pers film Kartini di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Juli 2016.
Dia beruntung. Sejumlah pemain, termasuk Nova, mendapat pelatihan khusus bahasa. "Kami punya sutradara pelatih. Aku diajari menggunakan bahasa Jawa, tanpa harus terdengar medok,” ujar aktris kelahiran Aceh, 4 Juni 1980, ini. “Enggak harus pakai bahasa Jawa terus, bahasanya campur."
Selain kendala bahasa, ibu Naima Suwarso ini mengatakan kesulitan mempelajari adat istiadat Jawa. "Jawa itu kan terkenal akan kelembutan dan kesopanannya. Nah, aku pribadi kan loncat sana, loncat ini," katanya sambil tertawa.
Namun, dari film ini, Nova mendapatkan pelajaran positif. "Tapi ada baiknya juga karena aku jadi berlatih untuk bisa lembut. Jadi kesehariannya mengikuti lembut gitu," ujarnya.
Meskipun proses syuting belum dimulai, pemeran utama dalam film Susahnya Jadi Perawan ini mengaku telah mulai belajar. "Sejak puasa sampai sekarang terus latihan. Kalau bukan bahasa sendiri memang susah sendiri," tuturnya.
DINI TEJA