Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Padang Bicara Soal Manusia dan Alam  

image-gnews
Karya seniman Rudi Mantofani berjudul The Earth and The World di Jogja Gallery. TEMPO/Shinta Maharani
Karya seniman Rudi Mantofani berjudul The Earth and The World di Jogja Gallery. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Seni Sakato dari Padang, Sumatera Barat, kembali menggelar pameran seni rupa kelima, Bakaba. Kali ini, komunitas yang kuat dengan ikatan etnisnya itu mengambil tema “Cadiak Indak Mambuang Pandai”, yang berarti cerdik tidak membuang pandai.

Ada 76 karya seniman berupa lukisan, seni instalasi, dan patung yang dipamerkan di Jogja Gallery, Yogyakarta, 26 Mei-8 Juni 2016. Salah satunya karya seniman Dodi Irwandi berjudul Irama Alam. Lukisan berbahan akrilik yang digambar di atas kanvas itu menggambarkan seorang lelaki yang bermain selo. Dodi membuat citraan hutan penuh pepohonan pada tubuh selo. Burung-burung beterbangan di sela pepohonan.

Karya Dodi berwarna hitam-putih itu mengeksplorasi kerusakan hutan karena pembalakan liar. Ia memilih karakter selo karena alat musik ini menghasilkan suara indah sekaligus dramatis. "Suasana dramatis cocok dengan kondisi alam saat ini," kata Dodi kepada Tempo, Ahad, 5 Juni 2016.

Karya instalasi berukuran jumbo berbentuk globe diciptakan seniman Rudi Mantofani. Globe ciptaannya tidak bulat, tapi menyerupai kapsul. Karya berbahan aluminium dan yang digambar menggunakan cat itu berukuran 155 x 360 x 155 sentimeter dan diberi judul The Eart and The World.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bakaba selalu menyajikan karya seniman-seniman yang laris di pasar seni rupa. Selain Rudi Mantofani, ada lukisan Jumaldi Alfi yang dipamerkan.
Bakaba merupakan istilah yang khas untuk kehidupan masyarakat Minang. Istilah itu berasal dari kata kaba atau kabar yang berarti kisah. Masyarakat Minang dikenal fasih menyampaikan cerita dengan budaya lisan dan seni bertutur, misalnya berpantun. Bakaba menggambarkan bagaimana komunitas seni itu secara produktif menciptakan karya seni rupa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis Muharyadi mengatakan tema pameran tahun ini menghubungkan kehidupan manusia dengan alam sekitar. Selain itu, pameran ini menggambarkan interaksi berlatar belakang budaya serta. Kehidupan, dilihat dari berbagai profesi, seperti seniman, budayawan, pengusaha, politikus, pemimpin, dan masih banyak lagi. "Kemahiran, kemampuan, kepandaian, dan keprofesionalan seseorang berguna untuk hajat hidup orang," ucapnya.

Ketua Panitia Bakaba#5, Anton Rais Makoginta, mengatakan tema pameran kali ini punya arti seniman pandai memanfaatkan sesuatu sehingga tidak terbuang. Seseorang yang cerdik tidak membuang pandainya. "Bagi masyarakat Minang, secara individu, cadiak pandai itu adalah orang yang bisa memahami atau mencari esensi setelah mempelajari atau menggali filosofi alam," tutur Anton.

Yang dimaksud dengan alam, kata Anton, adalah seluruh isi alam, termasuk manusia dengan pikirannya. Cadiak juga berhubungan dengan bagaimana orang pandai menjaga kehidupan secara komunal. "Jika ditarik ke wilayah penciptaan, yang dimaksud dengan cadiak pandai adalah orang yang mampu mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi dan pandai menjalankannya," tutur Anton.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

13 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

24 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

30 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

33 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

39 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

41 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

46 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

49 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

54 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.