Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah di Balik 'Prenjak', Film Indonesia yang Juara di Cannes  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Rosa Winenggar pemeran Diah dalam film pendek Prenjak menjelaskan kepada sejumlah media terkait kemenangannya di Festival Film Cannes 2016 saat konfrensi pers di XXI Cinema Plaza Senayan Jakarta, 27 Mei 2016. TEMPO/Nurdiansah
Rosa Winenggar pemeran Diah dalam film pendek Prenjak menjelaskan kepada sejumlah media terkait kemenangannya di Festival Film Cannes 2016 saat konfrensi pers di XXI Cinema Plaza Senayan Jakarta, 27 Mei 2016. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Indonesia kembali harum setelah Prenjak (In The Year of Monkey), film garapan sineas Yogyakarta menyabet penghargaan film pendek terbaik Festival Film Cannes 2016, di Prancis. Sutradara Wregas Bhanuteja, 23 tahun, dan empat rekan kru film pulang ke Tanah Air membawa Leica Cine Discovery Prize sebesar 4.000 euro. 

Film 12 menit ini rupanya daur ulang karya lama Wregas. Dengan topik yang serupa, sutradara memperpanjang durasi film dengan cerita tambahan. Saat kuliah semester VI di Institut Kesenian Jakarta, Wregas membuat film pendek 3 menit berjudul Ciblek. Nama burung prenjak Jawa yang doyan berkicau ini dianggap cocok menggambarkan perjuangan perempuan untuk mendapatkan uang dengan menjual diri. 

Di Yogyakarta, sekitar 1980, ciblek memiliki makna lain. Akronim untuk cilik-cilik betah melek (kecil-kecil doyan melek) ini disematkan kepada gadis remaja yang sering nongkrong di Alun-alun Kidul, Yogyakarta, hingga tengah malam. Dengan aturan feodal yang masih kental di Jawa saat itu, amat jarang perempuan berani keluyuran tengah malam di tengah kota. Prostitusi kian menjamur di sana dan ciblek berubah arti menjadi cilik-cilik iso digemblek (kecil-kecil bisa diselingkuhi). 

"Ciblek dan Prenjak beda tipis, dan saya rasa cerita ini wajib digarap lagi," kata Wregas seusai pemutaran di kampus IKJ, Cikini, Sabtu, 28 Mei 2016.

Kisah Prenjak diambil dari pengalaman penjual ronde di Alun-alun Yogyakarta. Dengan setengah memaksa, Diah (diperankan Rosa Winenggar) meminta kawannya, Jarwo (Yohanes Budyambara), membeli korek api kayu yang ia jual Rp 10 ribu per batang. Bagi Jarwo, harga ini tak masuk akal, apalagi ia juga mengantongi korek gas di sakunya. Tapi, dengan sebatang korek itu, Jarwo bisa melihat tubuh Diah tanpa boleh menyentuhnya. 

Tak puas sekali, Jarwo membeli tiga batang korek lagi. Di bawah meja, Jarwo mencecar Diah dengan pertanyaan soal pacar dan pekerjaan. Ia ingin Diah menikah supaya tak perlu bekerja keras dengan cara itu.

Diah kesal. Toh, hubungan dengan Jarwo hanya sebatas jual-beli korek, bukan konsultasi psikologi. Ia juga telah mengantongi Rp 40 ribu dari Jarwo. Saat hendak pergi, Diah menerima tawaran melihat tubuh Jarwo. Jarwo siap membayar Rp 60 ribu lagi agar utang Diah lunas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena korek api itu, listrik di rumah Diah hidup lagi. Diah bisa memandikan anaknya yang masih balita dengan sukacita, meskipun ia harus kembali menjawab pertanyaan: "Bapak mana, Bu? Enggak ada."

Menurut Wregas, film ini juga menggabungkan kisah pribadi temannya yang harus menjadi ibu tunggal setelah hamil di luar nikah. "Ini juga metafor bahwa Lingga dan Yoni seharusnya saling melengkapi. Ada kerinduan di sana," kata lelaki kelahiran Yogyakarta itu.

Ia berhasil membuat para juri Cannes tertawa terbahak-bahak karena film ini. "Begitu melihat akhir cerita, mereka bilang ini pantas menang." Wregas mengajak penontonnya menertawai nasib dengan candaan—legowo, kata orang Jawa.

Di Indonesia, Wregas tak menuntut filmnya diputar di sejumlah tempat. Gambar tubuh yang ditampilkan secara jelas membuat film ini tak akan lulus sensor, dan masuk kategori 21+. "Saya terima itu," kata dia.

Selain Prenjak, film garapan Wregas yang patut ditonton adalah Senyawa, Lemantun, Lembusura, dan Floating Chopin. Wregas memilih Lemantun sebagai film favoritnya. Hampir seluruh film berlatar belakang kampung halamannya: Yogyakarta.

PUTRI ADITYOWATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

6 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

8 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

9 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

10 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

11 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

12 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

13 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.