TEMPO.CO, Semarang - Wafatnya sastrawan Yudhi MS pada hari Kamis, 26 Mei 2016, sekitar pukul 14.30 WIB di Rumah Sakit Mardirahayu, Kabupaten Kudus, meninggalkan duka tersendiri bagi sejumlah penulis dan pegiat sastra di daerah. Rasa duka disampaikan oleh Heri C. Santoso, Koordinator Komunitas Lereng Medini Boja, Kabupaten Kendal.
Di mata Heri, Yudhi MS merupakan sosok sastrawan yang militan dalam mengupayakan regenerasi sastrawan di Kudus. “Kami kehilangan sosok sastrawan yang militan merawat sastra di daerah,” kata Heri kepada Tempo, Jumat, 27 Mei 2016.
Menurut Heri, usia tak membuat Yudhi MS mengabaikan regenerasi sastra di daerah. “Hal itu dibuktikan dengan mendiang yang mendirikan wadah bagi pagi para penulis di Kudus, yakni Keluarga Penulis Kudus (KPK),” kata Heri menambahkan.
Tak heran nama KPK dalam kancah dunia penulisan Tanah Air bukan lagi nama asing, khususnya di jagat sastra. Diketahui Yudhi MS bersama beberapa sastrawan, di antaranya Mukti Sutarman Espe, mendirikan KPK pada 1991.
Heri pernah menulis profil Keluarga Penulis Kudus untuk dipublikasikan di Dewan Kesenian Jawa Tengah dalam buku berjudul Para Penjaga Kata pada 2014. Herry pernah membuat satu tulisan tentang KPK Heri dengan judul “Lentera Sastra di Bumi Menara”. Tulisan itu menjelaskan sanggar yang didirikan Yudhi MS dalam kancah dunia penulisan Tanah Air.
“Yudhi MS bukan lagi nama yang asing, khususnya di dunia karya sastra. Kiprahnya lebih dari dua dasawarsa, telah mendudukkannya sejajar dengan komunitas-komunitas lain di negeri ini,” kata Heri menjelaskan.
KPK yang didirikan Yudhi MS pada 1990-an masih menjadi salah satu komunitas penulis yang bisa dikenal hingga saat ini. Kiprah Yudhi MS mendirikan keluarga penulis bermula dari rentetan panjang sejarah yang diukir oleh beberapa penulis senior yang mengidamkan terbentuknya wadah berkumpulnya para penulis dan pencinta karya sastra di Bumi Menara.
Sastrawan Yudhi MS wafat pada hari Kamis sekitar pukul 14.30 WIB di Rumah Sakit Mardirahayu, Kabupaten Kudus. Ia sebelumnya diketahui lemas saat mengikuti launching buku biografi Soewarno M. Serad, Kamis, 26 Mei 2016 siang kemarin.
Yudhi MS meninggalkan seorang istri dan seorang putra. Jenazah yang telah disemayamkan di rumah duka Jalan Nyai Dasima, Gang 24, Kelurahan Mlati, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, akan dimakamkan di permakaman umum Ploso pukul 09.00 WIB, Jumat pagi ini.
Yudhi MS aktif di dunia sastra sejak era 1980-an dan banyak menghasilkan tulisan dalam bentuk puisi, cerpen, dan novel. Satu karya novelnya yang hendak dipublikasikan berjudul “Seputih Jilbab Fransiska”. “Buku dicetak baru sebatas sampling, belum diproduksi banyak,” kata Jumari, rekan Yudhi MS.
EDI FAISOL