Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Tikar' Fadjar Sidik, Rayuan Abstrak Pelukis Rakyat  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Lukisan karya perupa Fadjar Sidik dipamerkan di Sangkring Art Space Yogyakarta. (TEMPO/Shinta Maharani)
Lukisan karya perupa Fadjar Sidik dipamerkan di Sangkring Art Space Yogyakarta. (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lukisan abstrak khas perupa Fadjar Sidik menghiasi galeri. Citraan lukisan berwarna campuran di antaranya biru, putih, ungu itu mirip bentuk tikar. Ada bulatan mini berwarna merah di atas gambar dengan karakter tikar itu. Satu karya seni lukis modern itu disajikan di antara lukisan perupa muda dalam pameran Yogya Annual Art, di Bale Banjar Sangkring, ruang pamer Sangkring Art Space, 20 Mei-20 Juli 2016.

Lukisan ciptaan Fadjar disuguhkan sebagai bentuk penghormatan karena dia punya kontribusi besar terhadap perkembangan seni rupa Yogyakarta dan Indonesia. Karya Fadjar tahun 1960-an itu dipinjam oleh perupa yang menggagas pameran Yogya Annual Art. Lukisan itu disimpan di rumah Fadjar di Yogyakarta. ” Kami berusaha merayu isteri Pak Fadjar Sidik untuk meminjam karya itu,” kata  Yuswantoro Adi di Sangkring Art Space Yogyakarta, Rabu, 18 Mei 2016.

Fadjar Sidik lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 8 Februari 1930 dan meninggal pada 18 Januari 2004 di Yogyakarta.Yuswantoro mengatakan Fadjar merupakan tokoh seni rupa penting di Yogyakarta, yang pantas mendapat penghormatan. Untuk menghormatinya, makam Fadjar di Imogiri rencananya akan didesain seperti makam pahlawan.

Merujuk pada data Indonesian Visual Art Archive, pada 1957-1961, Fadjar menjadi pelukis profesional di Bali. Tahun 1961, ia kembali ke Yogyakarta dan mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia. Pada 1968-1970, ia belajar di Selandia Baru tentang Art Restoration Technique and Conservation.

Ia memperoleh penghargaan seni nasional dari pemerintah pada tahun 1971. Pameran tunggalnya tercatat pada tahun 1974 dan 1978. Ia aktif dalam seminar, simposium seni di tingkat nasional maupun ASEAN. Ia juga pernah menjadi juri pameran Biennale di Jakarta dan dua kali berturut-turut menjadi juri Biennale Seni Lukis Yogyakarta yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta pada tahun 1988 dan 1990.

Fadjar dikenal berjuang sebagai perupa modernis dalam lingkungan seni lukis Yogyakarta yang kuat dalam mengembangkan paradigma estetik kerakyatan. Fadjar Sidik belajar melukis di Sanggar Pelukis Rakyat di bawah asuhan Hendra Gunawan dan Sudarso.

Yuswantoro mengatakan selain dia, perupa lain yang menggagas pameran itu adalah Putu Sutawijaya dan Samuel Indratma. Yogya Annual Art merupakan pameran tahunan yang hanya menampilkan lukisan atau karya dua dimensi. Pameran yang digelar kali pertama ini menampik tudingan lukisan sebagai karya kuno ketimbang seni rupa menggunakan media baru, di antaranya seni instalasi, video, dan seni pertunjukan. “Kontemporer itu bukan terletak pada mediumnya, melainkan isi pemikiran dan konsep perupa yang kekinian,” kata Yuswantoro.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mencontohkan lukisan bercorak realis karya seniman Gintani Swastika. Sekilas gaya melukis Gintani punya kemiripan dengan karya pelukis besar Indonesia, Dullah. Pada lukisan Gintani terdapat gambar dua perempuan berbaju kebaya yang duduk berhadapan. Dua perempuan itu nyeker atau tanpa alas kaki. Gintani merupakan cucu Dullah, perupa yang dikena punya kegemaran melukis potrait atau wajah. “Lukisan itu sangat kontemporer. Ada kedekatan emosional antara cucu dan kakek,” kata Yuswantoro.

Menurut Yuswantoro, pameran itu sekaligus juga untuk menepis tuduhan perupa saat ini kurang punya kemampuan teknis atau tidak begitu ahli menggambar. Penggagas pameran menantang seniman dengan rentang usia 30-4 tahun untuk terlibat membuat lukisan dalam pameran itu. Panitia telah menyeleksi perupa yang punya jam terbang sebagai pelukis aktif dan bukan mahasiswa atau fresh graduate. Ada 45 perupa yang memamerkan karyanya. Di antaranya Agus ‘Baul’, Gintani Swastika, Yaksa Agus, dan Erizal As.

SHINTA MAHARANI

Baca juga:

Karyawati Diperkosa & Ditusuk Cangku: Ini SMS Rahasia Berujung Maut
Menjelang Nikah, Ini Adegan Hot Sandra Dewi dan Calon Suami

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

4 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

11 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.