Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Red District' Sarkem dan Sosrowijayan dalam Tafsir Seni  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Pameran Red District Project di Jogja National Museum Yogyakarta, 7-14 Mei 2016. (TEMPO/Shinta Maharani)
Pameran Red District Project di Jogja National Museum Yogyakarta, 7-14 Mei 2016. (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampung Sosrowijayan pindah ke ruang galeri. Dua seniman “memboyong” pekerja seks yang hidup berinteraksi penduduk di kampung itu. Tengoklah tujuh seri instalasi foto karya seniman Lashita Situmorang. Pada foto itu, Lashita mengenakan baju ketat. Lashita mengenakan baju minimalis yang berbeda-beda di setiap foto.

Ia duduk menyilangkan kaki dengan pose kaku. Lashita mencoba menggunakan dirinya sebagai “mawar” yang hendak bercerita tentang profesinya di kampung Sosrowijayan Kulon.” Saya ingin melihat bagaimana baju bisa menciptakan nilai pada tubuh pekerja seks lewat karya itu,” kata Lashita kepada Tempo.

Karya seni itu merupakan satu di antara karya seni yang tampil dalam proyek seni yang diberi nama Red District Project di Jogja National Museum Yogyakarta. Proyek seni berkelanjutan yang digagas seniman Lashita Situmorang kali ini  bertajuk Sebut Saja “Mawar” di Jogja Contemporary, 7 - 14 Mei 2016. Ini merupakan kelanjutan dari Red Distric Project yang pertama pada 2008-2009. Proyek seni itu berisi workshop cukil kayu, seni rupa, pertunjukan dan musik.

Lashita Situmorang bersama Karina Roosvita Indirasari menyajikan karya seni di antaranya foto instalasi, film dokumenter, foto, dan simulasi tempat karaoke. Pameran ini melibatkan tiga penulis yakni Akiq AW, Bambang "Toko" Witjaksono, dan Sonja Dahl.

Red Distric Project kedua bicara tentang kampung Sosrowijayan. Lashita melihat interaksi yang baik antara warga kampung Sosrowijayan dengan pekerja seks menggambarkan suasana yang saling menguatkan. Proyek seni ini mencari temuan-temuan baru tentang kehidupan kampung itu. Ada pertahanan identitas karena banyak bermunculan tempat karaoke, tembok-tembok kampung dicat agar tidak kumuh, dan penduduk juga memastikan keamanan yang lebih baik. “Ada pertahanan identitas kampung,” kata Lashita.

Hubungan penduduk dan pekerja seks, kata dia berjalan baik. Kampung legendaris ada selama 120 tahun lebih. Lashita membuat video dokumenter yang menceritakan ihwal sejarah kampung Sosrowijayan Kulon, mengapa ada Pasar Kembang, dan bagaimana pekerja seks bisa hidup berdampingan dengan warga Sosrowijayan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada karya lain, Lashita juga membuat film dokumenter berdurasi hampir 24 menit. Film itu dibuat sebagai arsip yang menggambarkan kondisi kampung Sosrowijayan dari 2008-2016. Film dokumenter itu bercerita bagaimana kampung itu melegenda selama 120 tahun lebih dan bagaimana penduduk kampung berdampingan dengan pekerja seks.

Karina Roosvita Indirasari menciptakan ruang karaoke berjudul Aku Karaoke Maka Aku Ada. Simulasi ruang karaoke itu merupakan rekonstruksi kamar karaoke, yang bermunculan sejak tahun 2009. Banyak losmen dan rumah yang menggeser bisnisnya dengan menyediakan ruang karaoke pribadi. Perubahan ini menyebabkan munculnya pemahaman yang berbeda dari konsep penggunaan ruang di pasar kembang. Penduduk melihat itu sebagai kawasan wisata kehidupan malam ketimbang prostitusi.

Penulis pameran, Bambang “Toko” Witjaksono mengatakan Lashita maupun Karina Roosvita Indirasari mencoba ‘merekonstruksi’ apa yang ada di area Sarkem maupun kampung Sosrowijayan. Mereka juga menunjukkan timeline ketika mereka melakukan riset. Karya Lashita beberapa foto menggambarkan Lashita sebagai pekerja seks dengan pose yang sama tetapi busana yang berbeda-beda.  “Lashita ‘hanya’ menampilkan dirinya sebagai manifestasi dari sosok pekerja seks secara pose saja,” kata Bambang.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.