TEMPO.CO, Bandung - Seniman video Krisna Murti, 59 tahun, menghelat pameran tunggal berjudul Chaotic Jumps di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, mulai 15 April hingga 8 Mei 2016. Menampilkan 8 karya video pilihan, separuhnya karya terbaru 2014-2015 yang baru kali ini dipamerkan di Indonesia.
Karya video seni terbarunya itu berjudul Enigma, Soulscape, Forest Rhymes, dan Paradise Under Construction. Kurator pameran Heru Hikayat menyertakan empat buah karya video lama buatan 2010 hingga 2013, seperti Chaotic Jump, Earthquake, Tale of Sangupati, dan Migrasi Tubuh. “Migrasi Tubuh ini juga karya lama yang baru dipamerkan di Indonesia,” kata Krisna di sela pameran.
Migrasi Tubuh melibatkan artis performance art di Bandung, Wawan S. Husin. Pembuatan video tersebut pada 1998, kata Wawan, berlangsung di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung. Dengan gambar yang disamarkan, video tersebut bercerita tentang kekerasan yang terjadi pada masa reformasi 1998. “Ini merupakan catatan sejarah minimal buat saya sendiri. Saat chaos tidak mungkin berkarya dengan berindah-indah,” ujar Krisna.
Pada karya baru seperti Paradise Under Construction, Krisna berkolaborasi dengan penari Gita Kinanti. Berlatar alam terbuka dengan pepohonan besar, satu per satu tokoh film kartun dan anime Jepang bermunculan di sekitar penari di atas bunga-bunga lotus atau lili yang melayang. Krisna menampilkan kekontrasan dari segi warna yang dipilih hingga dunia nyata dan fiksi yang berpadu dalam keseharian. Pada layar kaca, kenyataan tidak bisa tampil senyata mungkin.
Menurut kurator Heru Hikayat, Krisna Murti memandang kenyataan dengan penuh siasat. Pada tiap karyanya di ruang Galeri Bawah dan Sayap Selasar Sunaryo Art Space, semua tampilannya tidak alami dan menonjolkan rekayasa. “Bahasa Krisna itu non linear, provokasi terhadap bahasa televisi yang linear dan eksplisit,” katanya. Selain itu, pengunjung pun dipaksa menyadari bahwa yang tampak di layar video itu tidak apa adanya.
ANWAR SISWADI