Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alat Musik Langka dari Wonosobo Ini Akan Difilmkan

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Seniman Angklung Badud memainkan alat musik tradisional saat menjemput pengantin sunat di Desa Wisata Margacinta, Kecamatan Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat, 31 Januari 2016. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Angklung Badud memainkan alat musik tradisional saat menjemput pengantin sunat di Desa Wisata Margacinta, Kecamatan Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat, 31 Januari 2016. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak banyak orang yang mengetahui tentang bundengan, alat musik tradisional yang berkembang di Wonosobo, Jawa Tengah. Padahal, keberadaannya terhitung tua, yang dibuktikan dengan tulisan di kitab Wreta Sancaya pada abad ke-12.

Kondisi ini mendorong para seniman berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat, menggarap film dokumenter Aura Magis Musik Bundengan, yang dirilis awal Februari 2016.

Kepala Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo Bambang Tri menuturkan, film menjadi media yang tepat untuk mengenalkan kembali bundengan ke generasi muda. Pernah mengalami masa kejayaan di era 1990-an, saat ini bundengan sudah sangat langka keberadaannya.

"Jangan sampai punah. Kami ingin agar generasi muda tahu apa itu bundengan dan bagaimana cara memainkannya," tuturnya, Selasa (1 Maret 2016).

Bundengan terbuat dari kerangka welat bambu tebal yang dianyam dan bagian luarnya dilapisi dengan slumpring (pelepah batang bambu), kemudian diikat dengan tali ijuk.

Tergolong alat musik petik, irama yang dihasilkan mirip dengan suara bunyi ketukan gending beserta kendangannya. Sebagian mengatakan irama yang dihasilkan dapat mewakili irama seperangkat gamelan.

Sutradara Aura Magis Musik Bundengan Bambang Hengky mengatakan film ini berdasarkan riset yang dilakukan budayawan Agus Wuryanto, yang sekaligus bertindak sebagai penulis naskah.

Film berdurasi 24 menit ini, bercerita tentang grup bundengan yang tersisa di Wonosobo, yang kesulitan melakukan regenerasi. Tidak jauh berbeda, saat ini hanya tersisa Mahrumi (75) sebagai pembuat bundengan atau yang lebih dikenal dengan sebutan koangan.

Tampil dalam film tersebut salah satu pemain musik bundengan yang tersisa, Munir (55) mengiringi dua penari lengger senior di Wonosobo. Munir merupakan adik Barnawi yang telah meninggal pada 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Barnawi merupakan tokoh yang mengenalkan kembali alat musik bundengan pada era 1990-an hingga 2012.

Film dokumenter dapat menjadi alat propaganda, tetapi ini propaganda yang positif, kata sutradara Dariah Lengger Lanang yang merebut tiga penghargaan film.

Selain berperan mengangkat kembali bundengan pada masa itu, Barnawi ikut andil membuat bundengan lebih mudah dan praktis dimainkan.

Penulis Naskah sekaligus peneliti Agus Wuryanto mengatakan, Barnawi mengganti peralatan instrumen musiknya yang semula ijuk sebagai dawainya, menjadi senar-senar. Sehingga, dalam menentukan notasi pada peralatan lebih mudah.

Agus mengatakan riset dilakukan sejak 1990-an hingga Barnawi meninggal pada 2012. Sayang, aksi Barnawi tidak terdokumentasi. Kemudian timbul inisiatif untuk mendokumentasikan bundengan melalui adiknya, Munir. Saat ini generasi termuda dari penerus bundengan yang tersisa hanya seniman Hengky Krisnawan dan anak perempuan Barnawi bernama Sundiyah.

Menurutnya, bundengan bukan alat musik tradisional sembarangan. Selain sebagai sarana hiburan rakyat, bundengan biasa digunakan saat peringatan hari besar, ritual potong rambut gimbal, dan lain lain.

"Ini musik yang khas, ada eksotisme dalam iramanya, alat musik yang dapat mewakili irama seperangkat gamelan. Maka pas untuk mengiringi lengger," katanya.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

26 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI