TEMPO.CO, Jakarta - Tak mau semakin terpuruk, Justin Bieber mulai membenahi diri. Salah satu aspek yang dibenahi, kondisi spiritualnya. Dalam berbagai wawancara, Bieber menyatakan telah menjadi sosok yang religius.
“Dekat dengan Tuhan sangat membantuku, terutama ketika berada dalam situasi di mana aku dihakimi banyak orang. Jika aku bersama Tuhan, siapa yang berani melawan? Kedekatanku pada Tuhan juga membuatku menjadi lebih percaya diri, dalam arti yang positif. Aku ingin dicintai orang karena aku seorang yang baik dan percaya diri,” tegas dia.
Bieber menjadi religius setelah bertemu pendeta Judah Smith. Ia bukan orang asing buat Bieber. Sejak berusia 7 tahun, Bieber sudah mengenal sang pendeta. Ibunya kebetulan bergereja di tempat yang dipimpin Judah. Sang pendeta kini selalu berada di lingkaran Bieber. Setelah membenahi hidupnya, ia mulai merancang tujuan hidupnya—apa lagi kalau bukan kembali bermusik.
Sejumlah pemusik seperti Ariana Grande, Travis Scott, Big Sean, Skrillex, Diplo, Nas, dan Halsey diajak Bieber bekerja sama. Hasilnya, lahirlah album Purpose yang melahirkan hit “What Do You Mean?”, “Where Are U Now”, dan “Sorry”.
Dirilis November lalu, album ini langsung bercokol di puncak tangga lagu Billboard. Tak hanya itu, video klip lagu-lagunya ditonton sampai ratusan juta kali. Maret nanti, Bieber akan menggelar tur dunia. Diperkirakan, tur ini akan mendapat sambutan meriah dari Belieber—sebutan untuk penggemar Bieber.
Album yang merupakan persilangan electronic dance music dan pop ini sarat pengalaman personalnya. Misalnya pemberian judul album. Titel itu mengingatkan kondisinya yang pernah mengalami kehilangan arah hidup.
“Lewat Purpose aku ingin menyampaikan, jika Anda tak punya atau kehilangan tujuan hidup, maka miliki atau temukan. Penting buat Anda untuk punya tujuan hidup,” tegasnya. Atau coba tengok lagu “I’ll Show You”. Di lagu itu, ia menyinggung pengalaman kelamnya.
“This life's not easy. I'm not made out of steel. Don't forget that I'm human, don't forget that I'm real—Hidup ini tak mudah. Aku tak berbuat dari baja. Jangan lupa bahwa aku ini manusia, jangan lupa bahwa aku ini nyata".