TEMPO.CO, Jakarta - Bagi David Bowie, bahasa Indonesia indah dan enak didengar. Setiawan Djody, musikus Indonesia, mengungkapkan hal itu tak lama setelah musikus kondang Inggris itu meninggal dunia. Dari 27 album studio yang pernah dirilis, musikus pencetus glam rock itu pernah merekam dan menyanyikan setidaknya dua lagu berbahasa Indonesia.
Dalam album Tin Machine II (1991), Bowie menyanyikan lagu Indonesia berjudul Amlapura. Adapun dalam album Black Tie, White Noise (1992), sebuah lagunya, Don’t Let Me Down and Down, diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Jangan Susahkan Hatiku.
Ketika berkunjung ke Surakarta pada 1992, Bowie sudah mengungkapkan keinginannya untuk menyanyikan lagu Indonesia (Baca : Semasa Hidupnya, David Bowie Tertarik Dengan Budaya Jawa).
Tak lama, Setiawan Djody, yang tengah mengurus bisnis di New York, diundang Bowie ke studio rekamannya yang bernama Savage untuk menerjemahkan lagu. Menurut Djody, Bowie butuh 5 jam merekam lagu itu agar aksennya benar. ”Susah juga mencari kata yang tepat supaya pas dengan melodinya,” ucap Djodi kepada Tempo, belum lama ini.
David Bowie meninggal dunia pada Minggu, 10 Januari 2016, dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-69. Ia meninggalkan seorang istri, Iman Abdulmajid, 60 tahun, putri seorang diplomat Somalia, serta dua anak: Duncan Jones (44), putra dari pernikahan dengan Angie Barnett, dan Alexandria Zahra Jones (15).
Dalam 18 bulan terakhir, David Bowie merahasiakan kanker lever ganas yang ia derita. Selama itu pula, dia berjuang menyelesaikan dua proyek terakhirnya, album Blackstar dan teater musikal Lazarus. ”Bowie masih menulis di ranjang kematiannya. Dia berjuang dan bekerja seperti singa melewati semua itu,” kata Ivo van Hove, Direktur Pementasan Lazarus, seperti dikutip Independent.
ARSIP TEMPO | ANDRA