TEMPO.CO, Jakarta — Tidak banyak yang tahu David Bowie, musikus legendaris yang meninggal pekan lalu, ternyata memiliki kecintaan terhadap Indonesia. Dia lebih dari lima kali berkunjung ke Indonesia dan tertarik pada budaya Jawa. Tak lama setelah pernikahannya dengan supermodel asal Somalia, Iman Abdulmadjid, pada 1992, ia mengunjungi Solo dan Bali.
Di Solo, Setiawan Djody, musikus Indonesia, menemaninya bertamu ke Keraton Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan Surakarta. Bowie dan Iman saat itu bertemu dengan Pakubuwono XII di Sasonosewoko. Mereka mengikuti Pakubuwono XII yang sedang memimpin upacara 1 Sura. Mereka menonton upacara kirab pusaka tengah malam.
Dalam acara itu, mereka diistimewakan. Sebab, baik Bowie maupun Iman tak mengenakan busana Jawa. Padahal, selama ini mengikuti ritual tanpa busana Jawa lengkap dianggap tabu. Pengalaman itu sepertinya amat berkesan bagi Bowie.
Tak lama kemudian, dia memiliki rumah bergaya Jawa-Bali di salah satu tempat peristirahatannya di Pulau Mustique, Karibia. Rumah itu dinamai Indonesia in Karibia. Modelnya Jawa dipadu dengan gaya Bali. Arsiteknya adalah Arne Hasselqvist, sedangkan desain interiornya digarap Robert J. Litwiller dan Linda Garland. Paviliunnya seperti Keraton Solo.
Pintu-pintunya dipesan dari Bali. Adapun kursi dan tempat tidur merupakan kombinasi Solo-Bali. “Bagian tersulit adalah membawa barang-barang tersebut keluar Indonesia lewat birokrasi,” kata Litwiller, seperti dikutip Majalah Tempo, 7 November 1992.
Di rumah peristirahatan itu, Bowie biasa bangun pukul lima pagi, minum kopi, baca koran, dan sarapan, lalu ke pantai. Sesekali penyanyi yang menggegerkan dunia lewat Space Oddity itu membuat patung. Semua kegiatan itu dilakukan sembari mengenakan sarung Bali.
ARSIP TEMPO