TEMPO.CO--Ketika cinta tak lagi rasakan surga / Haruskah dipertahankan Namun berpisah malah menjadi neraka / Biarlah bersama Agar tak tersiksa / Jangan salahkan cinta.
Suara Dewi Puspita Andini yang penuh tenaga kembali terdengar lewat musik latar (OST) film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Lagu berjudul Jangan Salahkan Cinta yang menjadi soundtrack utama itu dinyanyikan Andini dengan band asal Inggris, Arkarna.
Andini tak lain adalah Dewi “Idol”, finalis termuda Indonesian Idol 2014. Kala itu, ia masih berusia 16 tahun dan duduk di bangku kelas XI SMA. Setelah tereliminasi di babak 10 besar, gadis bertubuh bongsor dan berkulit hitam manis itu kembali fokus untuk menyelesaikan studinya.
“Selesai Idol bukan berarti jalan menjadi penyanyi mulus,” ujar Andini saat ditemui Tempo di rumahnya, di kawasan Bekasi, Selasa, 5 Januri 2016, lalu. Dengan pemahaman seperti itu, saat ia mendapatkan kesempatan berduet dengan Arkarna jelas bak mendapat durian runtuh. Hal itu tak lepas dari perkenalannya dengan label Warner Music tahun lalu.
Butuh perjalanan panjang bagi Andini untuk bisa tampil seperti sekarang. Untuk memoles kemampuannya berolah vokal, ia siap memenuhi panggilan bernyanyi untuk segala acara. Misalnya, di kafe, gedung pernikahan, bahkan bernyanyi dalam acara pernikahan kampung pun dia terima. “Aku enjoy aja, yang penting nambah jam terbang. Aku enggak pernah mematok bayaran,” kata perempuan kelahiran Madiun, 24 Maret 1997, yang mengaku masih menjalani panggilan seperti itu hingga saat ini tersebut.
Penggemar Anggun C. Sasmi ini menuturkan, selepas dieliminasi dari panggung Indonesian Idol, banyak orang mengira bahwa dirinya tinggal di Madiun. Walhasil, panggilan untuk mengisi acara di kawasan Bekasi atau Jakarta sepi. “Padahal aku tinggal di Bekasi,” katanya.
Dengan santai Andini menceritakan beberapa pengalamannya menyanyi dari panggung ke panggung di acara pernikahan. Belakangan, ia sering mengisi acara menyanyi di daerah Karawang. Pengalaman ini mendorong dirinya untuk menahan diri tak menyanyikan lagu Jessie J atau Beyonce, penyanyi favoritnya. “Jujur, di Karawang aku enggak bakal laris nyanyi pop. Mau enggak mau, aku menyanyi dangdut, tapi enggak kayak dangdut Pantura,” katanya sembari tertawa.
Banyak pengalaman yang tak terlupakan selama bernyanyi di kampung-kampung. Contohnya, Andini sering diteriaki penonton karena terus-terusan menyanyikan lagu pop. “Woi, ganti dangdut woi,” ujar Andini menirukan teriakan yang pernah dilontarkan kepadanya.
Kaget, itu pasti. Toh, dia tak kapok menerima tawaran menyanyi di berbagai acara, sejak pagi hingga malam, termasuk siap jika diteriaki penonton. Walau begitu, untuk berjaga-jaga, Andini terus menambah referensi lagu-lagu dangdut. Prinsipnya, sebagai penyanyi, ia harus punya wawasan musik yang luas, termasuk dangdut.
Sejatinya, Andini sudah kenal lagu dangdut sejak kecil. Maklum, ayahnya gemar memutar musik dangdut. Saat masih duduk di bangku SMP, Andini perlahan-lahan ikut mendengar dan coba-coba menyanyikan lagu yang sedang diputar ayahnya. Andini lupa persis lagunya apa, tapi saat itu orang tuanya ngeh kalau putri sulung mereka rupanya bisa bernyanyi dengan cengkok dangdut.
Kemampuan menyanyikan lagu dangdut sempat diuji coba. Andini ikut lomba nyanyi dangdut, dan berhasil menyabet gelar juara kedua. Padahal, seingat dia, pesaingnya adalah para penyanyi dangdut di Bekasi. “Kaget bisa menang, padahal pesaingnya kan hampir semua pedangdut,” ujarnya, terkekeh.
Jam terbang Andini memang banyak diisi dengan bernyanyi dangdut. Meski begitu, ia tak lupa untuk tetap berkarier di jalur pop. Berulang kali lulusan SMA Negeri 4 Bekasi ini menyatakan bahwa dirinya ingin menikmati proses, terus memperbanyak jam terbang, dan terus berlatih.
Salah satu buah ketekunannya, ya itu tadi, Andini berkesempatan untuk berduet dengan Arkarna. Jelas ia bahagia, meski sempat sedih juga. Sebab, ada yang menilai dirinya mengeluarkan banyak duit agar bisa berduet dengan band beranggotakan Ollie Jacobs dan Matt Hart itu.
Andini belajar untuk tak merespons tudingan miring tersebut. Apalagi ia mengaku sudah terlatih menghadapi bully sejak masih sekolah. “Aku enggak ambil pusing. Orang-orang sampai bilang aku sabar banget,” kata Andiri. “Aku ingin bisa jadi diva, fokusku ke sana saja.”
AISHA