TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hak Asasi Manusia, Dewan Kesenian Jakarta, dan Partisipasi Indonesia, mengajak masyarakat untuk ikut mengingat tragedi kemanusiaan 1965 melalui film Senyap atau The Look of Silence.
Film besutan sutradara Joshua Oppenheimer ini bisa didapatkan secara gratis dalam bentuk data yang bisa disalin ke dalam flashdisk. Hal ini sebagai bagian dari acara peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia pada 10 Desember.
Masyarakat yang ingin memilikinya bisa menyalinnya di Museum Temporer Rekoleksi Memori di area Plaza Teater Jakarta atau di Kineforum, Taman Ismail Marzuki (TIM).
“Silakan membawa USB flashdisk atau harddisk,” demikian tertulis dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Kamis, 10 November 2015.
Selain bisa didapatkan melalui Museum Temporer Rekoleksi Memori, film ini bisa ditonton gratis melalui situs YouTube. Sutradara sekaligus produser film Senyap, Joshua Oppenheimer, bekerja sama dengan rumah produksi Final Cut for Real, VHX, dan Drafthouse, menyediakan film ini di Internet yang bisa ditonton secara gratis. Film ini masuk dalam nominasi film dokumenter terbaik Oscar tahun ini.
“Sebagai sebuah hadiah dan surat cinta bagi rakyat Indonesia, sudah selayaknya film ini diberikan secara cuma-cuma,” kata Joshua.
Dalam film ini, dikisahkan tentang seorang anggota keluarga yang menelusuri kilas balik bagaimana dan siapa pembunuh kakaknya karena diduga terlibat peristiwa 1965. Adik bungsu korban bertekad memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya.
Senyap adalah film kedua Joshua yang mengangkat tema Tragedi 65. Sebelumnya dia memproduksi Jagal atau The Act of Killing. Senyap telah memenangkan sejumlah penghargaan internasional, salah satunya Penghargaan Utama Juri dalam Festival Film Internasional Venezia ke-71 di Italia.
Selain membagikan data film gratis, serangkaian acara digelar untuk peringatan Hari HAM. Kegiatan itu antara lain Refleksi 70 Tahun Penanganan HAM di Indonesia bersama sejumlah tokoh, seperti Jimly Asshiddiqie, Sinta Nuriyah Wahid, Sidarto Danusubroto; Open Mic, Puisi Refleksi, Bedah Buku Foto Pemenang Kehidupan karya Adrian Mulya, Diskusi HAM dalam Karya Sastra bersama Linda Christanty dan Okky Madasari, serta Panggung Musik.
Sebelumnya, kegiatan yang terkait dengan isu peristiwa 1965, Pembacaan Naskah Drama #50Tahun 1965 dalam acara Festival Teater Jakarta (FTJ) 2015 sempat dilarang oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya. Namun panitia FTJ Dewan Kesenian Jakarta tetap menggelar acara tersebut, Rabu, 9 Desember 2015.
YOHANES PASKALIS