TEMPO.CO, Jakarta - Film Siti dinobatkan sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2015. Siti mengalahkan empat nominasi lainnya, yaitu A Copy of My Mind, Guru Bangsa: Tjokroaminoto, Mencari Hilal, dan Toba Dreams.
Selain Film Terbaik, sutradara Siti, Eddie Cahyono, menyabet penghargaan untuk Penulis Skenario Asli Terbaik dan Penata Musik Terbaik oleh Krisna Purna.
Film Siti dibalut lekat oleh kebudayaan Jawa. Siti, diperankan oleh Sekar Sari, adalah perempuan Jawa sederhana yang terpaksa mencari nafkah dengan menjadi pramuria di tempat karaoke. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya mengalami kecelakaan hingga lumpuh.
Sebelumnya, Siti memenangi dua kategori sekaligus dalam ajang Festival Film Internasional Shanghai, yaitu sebagai film dengan sinematografi dan naskah terbaik.
Film lain yang mencuri perhatian adalah A Copy of My Mind. Film yang bahkan belum diputar bebas di bioskop ini berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus, yaitu Sutradara Terbaik untuk Joko Anwar dan Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Tara Basro.
Pagelaran Piala Citra tahun ini mengangkat tema 'Tribute to Teguh Karya'. Perhelatan pun sengaja digelar di Indonesia Convention Exhibition BSD City, Banten, tempat kelahiran Teguh Karya. Sosok Teguh dianggap sebagai legenda dunia perfilman. Berangkat dari teater, Teguh merupakan sutradara yang paling banyak meraih Piala Citra.
Ketua Bidang Media dan Publikasi FFI 2015 Lukman Sardi mengatakan, film-film yang masuk nominasi kali ini memiliki keunikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Selain Tjokroaminoto, nominasi film terbaik didominasi film-film berbujet rendah," kata dia.
Juri, lanjut Lukman, memang melihat esensi dan kualitas sebuah film dibanding popularitasnya. Selain itu, kisah yang dipotret dalam lima film tersebut sangat mencerminkan Indonesia.
Total film yang mengikuti kompetisi tahun ini mencapai 268 film yang terdiri atas 17 film animasi, 10 film dokumenter panjang, 53 film dokumenter pendek, 113 film pendek, 17 film televisi, dan 58 film bioskop. Sebanyak 127 juri memberikan penilaian dan menentukan yang terbaik dalam 21 kategori.
Tahun ini juga hadir tradisi baru di FFI berupa Lifetime Membership. Para nomine tahun sebelumnya mendapat kehormatan seumur hidup untuk menjadi juri yang ikut menentukan pemilihan nominasi di tahun berikutnya. Tradisi ini meniru Academy Awards.
A. Pemeran Pendukung Wanita Terbaik
1. Christine Hakim (Pendekar Tongkat Emas)
2. Prisia Nasution (Comic 8: Casino Kings Part 1)
3. Raline Shah (Surga yang Tak Dirindukan)
4. Ria Irawan (Bulan di Atas Kuburan)
5. Wulan Guritno (Nada untuk Asa)
PEMENANG: Christine Hakim
B. Pemeran Pendukung Pria Terbaik
1. Adi Kurdi (Kapan Kawin?)
2. Mathias Muchus (Toba Dreams)
3. Paul Agusta (A Copy of My Mind)
4. Slamet Rahardjo (Filosofi Kopi)
5. Tanta Ginting (3)
PEMENANG: Mathias Muchus
C. Pemeran Utama Wanita Terbaik
1. Adinia Wirasti (Kapan Kawin?)
2. Chelsea Islan (Di Balik 98)
3. Dewi Sandra (Air Mata Surga)
4. Marsha Timothy (Nada Untuk Asa)
5. Tara Basro (A Copy of My Mind)
PEMENANG: Tara Basro (A Copy of My Mind)
D. Pemeran Utama Pria Terbaik
1. Deddy Soetomo (Mencari Hilal)
2. Reza Rahadian (Guru Bangsa: Tjokroaminoto)
3. Reza Rahadian (Kapan Kawin?)
4. Rio Dewanto (Love & Faith)
5. Vino G. Bastian (Toba Dreams)
PEMENANG: Dedy Soetomo (Mencari Hilal)
E. Sutradara Terbaik
1. Angga Dwimas Sasongko (Filosofi Kopi)
2. Benni Setiawan (Toba Dreams)
3. Eddie Cahyono (Siti)
4. Ismail Basbeth (Mencari Hilal)
5. Joko Anwar (A Copy of My Mind)
PEMENANG: Joko Anwar (A Copy of My Mind)
F. Film Terbaik
1. A Copy of My Mind
2. Guru Bangsa: Tjokroaminoto
3. Mencari Hilal
4. Siti
5. Toba Dreams
PEMENANG: Siti
MOYANGKASIHDEWI