TEMPO.CO, Bandung - Pameran Outline Drawing Festival menghimpun 160 gambar karya 200 orang dan kelompok. Tak hanya di selembar kertas, karya gambar hadir dalam beragam media hingga menjadi seni instalasi. Pameran tersebut berlangsung di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, pada 1-8 November 2015.
Ketua panitia acara, Angga Atmadilaga, mengatakan festival perdana tersebut masih dibebaskan dari tema. "Kami ingin melihat kecenderungan gambar orang sekarang ini seperti apa," ujarnya kepada Tempo di sela acara. Panitia membuka pesertaan pameran sejak awal Oktober.
Tiap peserta hanya berhak, paling banyak, mengirim tiga karya gambar. Kiriman karya berupa foto kemudian dikurasi Danuh Tyas, di antaranya gambar anak-anak seusia pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. "Sekitar 60 persen gambar berupa peniruan obyek, abstrak, dan gambar ilustrasi," katanya.
Karya gambar itu tidak hanya di kertas, tapi juga di kaca ukuran A4 dengan cat poster, seperti buatan Niken Apriani yang berjudul Suplir di Pagi Hari. Gambar lain tertuang di atas kain persegi dan ditempel di punggung jaket.
Obyek lama gambar masih bertebaran, seperti wayang, suasana ibadah haji dan Kakbah, bunga, serta wajah atau potret. Beberapa penggambar membuat karya abstrak, komik, hingga berbentuk instalasi seperti buatan Aditya Pratama berjudul Ruang Tunggu. Adapun peralatan yang dipakai, antara lain, tinta cina, arang (charcoal), akrilik, cat air, cat poster, hingga berteknik cetakan.
Karya kelompok Gabriela, Henky, dan Vera, berjudul Istirahat Sejenak berukuran 37x52x16 sentimeter dengan figur fabel tampil bergaya Pop Art. Menurut Angga, tahun depan pameran akan bertema khusus.
ANWAR SISWADI