TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri) Ventha Lesmana mengatakan saat ini pembajakan makin parah. Bahkan, ucap Ventha, mewabahnya pembajakan dalam bentuk cakram padat (compact disk/CD) kini makin parah. Album dalam bentuk cakram padat yang beredar di pasaran 95 persen bajakan.
“Dulu pembajakan cuma ada di gang-gang. Sekarang pembajakan ada di mal-mal, di depan mata kita. Udah enggak tahu malu, enggak ada takutnya lagi,” ujarnya saat ditemui di Kuningan, Jakarta, pada Selasa, 20 Oktober 2015.
Belum lagi pembajakan lewat situs web pemutar masuk. Sejauh ini, sudah ada seratus situs web yang melanggar hak cipta dan telah dilaporkan. “Bahkan di dekat kantor polisi juga ada yang jual CD bajakan,” ucapnya.
Ventha mengaku kelabakan menghadapi maraknya pembajakan itu. Sejak berdiri pada 1978, Asiri bertugas, antara lain, melindungi label rekaman dengan setidaknya mengurangi jumlah pembajakan di Indonesia. “Tugas utamanya (Asiri) adalah minimal mengurangi pembajakan. Tapi dari awal enggak berhasil. Pembajakan enggak pernah berkurang, malah semakin banyak,” tuturnya.
LUHUR TRI PAMBUDI