Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Kelas Menengah Pada Sepotong Kanvas

image-gnews
Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan melihat sebuah lukisan pada acara pameran seni rupa Art-Chipelago di Galeri Nasional, Jakarta, 25 Mei 2015. Pameran ini diikuti oleh 106 perupa dari 23 provinsi di Indonesia dan berlangsung pada 25 Mei-7 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan melihat sebuah lukisan pada acara pameran seni rupa Art-Chipelago di Galeri Nasional, Jakarta, 25 Mei 2015. Pameran ini diikuti oleh 106 perupa dari 23 provinsi di Indonesia dan berlangsung pada 25 Mei-7 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Radhinal Indra pura-pura menemukan sebuah dompet. Di dalamnya ada uang ratusan ribu rupiah, kartu identitas dan kartu surat izin mengemudi. Ia lantas bertanya ke sejumlah rekannya soal temuan menggiurkan itu. Reaksi kawannya beragam. Ada yang pusing memijat kening seperti dilema. Ada yang menawarkan sepatu kets baru, dan lainnya terpikir untuk menyumbangkan uang temuan itu ke masjid.

Indra merangkai tanggapan nyata dari situasi fiksi itu untuk menggambarkan renungannya soal pilihan dalam hidup yang harus dihadapi oleh setiap orang. Lewat lukisan Berjudul Sayang No. 5, lulusan Desain Grafis ITB 2010 yang kini berusia 26 tahun tersebut membuat karya seri sebanyak 9 buah. Sebuah diantaranya yang paling besar, berukuran 100 x 100 sentimeter persegi, ditempatkan di tengah. Sisanya yang berukuran masing-masing separuhnya, mengelilingi dengan posisi 90, 180, 270, dan terbalik 360 derajat.

Di Galeri Gerilya, Jalan Raden Patah Nomor 12 Bandung, Indra tengah menghelat pameran tunggal perdananya, sejak 28 Agustus hingga 10 September 2015. Seluruhnya ada 10 judul karya pada pameran yang berjudul menggelitik; Sandang, Pangan, Papan, Sayang, tersebut. Berbahan kanvas, ia memajang semua lukisannya tanpa bingkai dan membagi gambarnya yang bergaya komik ke beberapa panel. Hampir di tiap karyanya itu bersanding dengan selembar mind map ukuran 90 x 60 sentimeter persegi.

Indra, kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 10 Februari 1989, mengangkat tema realitas sosial kelas menengah urban. Lebih spesifik lagi yang tinggal di Jakarta dan Bandung, berusia kurang dari 30 tahun. Awalnya lelaki kurus berkaca mata itu ingin menyoroti perihal masalah sandang, pangan, dan papan. Ide itu terkait pekerjaannya sebagai desainer grafis di sebuah kantor di Jakarta pada 2014, yang perlu mengkaji dan mencari data seputar kelas menengah.

Hasilnya seperti kutipan pendapat ekonom, analisis riset ekonomi, grafik penghasilan, hingga opini, catatan harian, dan ucapan tokoh berbaur di empat karya berjudul Peta Sayang No.1-4. Semuanya ditulis ulang dengan tangan serta disisipi gambar lukisan kecil sebagai ilustrasi. Misalnya wajah Aristoteles dengan ucapan di bawahnya orang yang bekerja untuk menyambung hidup tidak akan happy!

Sempat merasa karya peta pemikiran itu datar dan dingin karena isinya tersebut, Indra tiba-tiba mendapat ilham setelah mengobrol dan keluar curahan hati (curhat) dari para rekannya yang sesama kelas menengah. Ia merasa curhat keseharian itu sebagai jalan keluar masalah karya barunya, dan dinilai lebih personal serta hidup. Curhat itu beragam, sebagian direka ulang menjadi lukisan.

Sayang No. 1 bercerita tentang seorang cowok yang mengajak makan di restoran cepat saji, namun giliran membayar diserahkan ke pacarnya. Sayang No. 2 soal seseorang yang mumet setelah meng-klik tombol unlike (tidak suka) pada laman akun media sosial kawannya. Lukisan Sayang No. 3 tak kalah gawatnya terkait hubungan dengan orang lain. Di sana ada seorang lelaki yang mengaku ke pasangannya lewat telepon, bahwa ia suka 'jajan' di luar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lukisan Sayang No. 4 bercerita tentang seorang cewek yang senang sekaligus takut ketika diajak menemui orang tua pacarnya. Adapun Sayang No. 6 perihal pasangan muda yang menikah lalu punya anak bayi. Mereka sempat takut di tengah kebahagiaan. "Ya Allah, nanti anakku makan apa," kata si ibu bermukena.

Kurator Dwihandono Ahmad alias Doni menyebutkan Indra menelusuri persimpangan kasual para pemuda dan pemudi masyarakat urban yang membuat gamang ketika menentukan pilihan. Aspek ekonomi terlihat mendominasi dalam menentukan keinginan. Namun rasa sayang terkesan lebih menyulitkan pilihan seseorang. Indra kemudian menghentikan observasi empiris atas proses ekonomi terkait sandang, pangan, dan papan. "Dia sempat mengamati di Pasar Baru Bandung untuk melihat situasi ekonomi," ujarnya.

Setelah berdiskusi dengan kurator, mereka sepakat untuk memberdayakan audiens dan pemenggalan momen sebagai ciri yang harus diperkuat dalam pameran ini. Penggunaan idiom komik seperti pemisahan kanvas untuk momen, balon kata, dan bentuk-bentuk elemen ekpresi pendukung yang sering dijumpai di komik, bertujuan menggiring cara baca seperti pada komik. Kelebihannya, kata Indra, karya ini bisa dibaca lewat dua arah. Dari kiri ke kanan atau sebaliknya, bisa menghasilkan narasi yang berbeda. “Saya pikir, dua cara baca dalam satu karya akan membuat bingung sekaligus memicu pertanyaan pembaca,” katanya.

Penggunaan metode desain, seperti memberdayakan audiens, mencari persoalan, gagasan, inspirasi teknik, dan medium dari masyarakat, menjadi metode kekaryaannya. Dengan memilih kejadian tertentu di masyarakat, kemudian di rekonstruksi dalam karya seni untuk disimulasikan kembali ke masyarakat, Indra berharap karya tersebut menjadi pengganggu, penghibur, dan pemicu refleksi.

Sebelumnya, beberapa pameran bersama yang pernah diikutinya sejak 2007 seperti pameran Akar di ITB, Exploring the Root of Identity di Bentara Budaya IKJ pada 2010, HangOutARTS by HangOut di Marleycafe Jakarta 2011, pameran karya mini 15x15x15 Mind’s Eye di Galeri Soemardja Bandung 2012, dan pameran berjudul Moon di Suar Artspace Jakarta 2015.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

8 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

13 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

18 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

44 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

51 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

52 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

55 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.