Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuaetnika dan Bonita and the hus BAND Memukau di Frankfurt

image-gnews
Peserta bersiap-siap melakukan latihan sebelum tampil dalam acara Festival Tepi Sungai Frankfurt. Luky Setyarini
Peserta bersiap-siap melakukan latihan sebelum tampil dalam acara Festival Tepi Sungai Frankfurt. Luky Setyarini
Iklan

TEMPO.CO, Frankfurt - Malam Minggu menjadi hidup dan ramai dengan adanya festival seni dan budaya Museumsuferfest atau Festival Tepi Sungai yang digelar 28-30 Agustus ini.

Frankfurt menyuguhkan pesta musik, tari, kuliner, dan budaya di sepanjang empat kilometer dua bantaran Sungai Main yang membelahnya. Stan Indonesia tetap menjadi salah satu magnet penyedot perhatian pengunjung festival.

Sabtu sore pukul 15.30, Kuaetnika dan Djaduk Ferianto menggebrak panggung stan Indonesia dengan lagu Tokecang. Irama dinamis dan sarat suara tradisional langsung membuat para pengunjung festival yang sedang melewati kawasan Nizza di tepian Sungai Main itu langsung menoleh ke panggung dan menghentikan langkahnya.

Seperti jamaknya khalayak Jerman, para pengunjung festival yang mampir ke panggung stan Indonesia, dengan tertib dan sangat berkonsentrasi mendengarkan alunan musik tradisional Nusantara yang dibawakan kelompok musik Kuaetnika bersama Djaduk Ferianto itu.

Suara seruling Bali yang mendayu-dayu seperti menyihir para penonton, yang tampak serentak berdiri condong ke belakang, menyilangkan lengannya ke dada, dan menggerak-gerakkan kepalanya. Sementara itu anak-anak balita yang menemani mereka dibiarkan menari-nari dan berlari-lari di depan panggung.

Semuanya tampak terhibur dengan nada dan irama yang mungkin baru pertama kali diterima indera pendengaran mereka.

Lagu demi lagu dibawakan Kuaetnika, semakin ramai dan padat stan Indonesia. Antrean mengular di dua tenda yang menjual makanan khas Indonesia, spiceitup dan Warung Sudimampir. Spiceitup mengandalkan sate ayam, sate sapi, dan nasi gorengnya, sementara Warung Sudimampir menjagokan berbagai jenis masakan dari berbagai belahan Indonesia seperti pempek, siomay, lumpia, bacang, nasi kuning, mi bakso, dan mi goreng. Hingga pukul 08.00 malam antrean di Warung Sudimampir tetap panjang dan makanan terus terjual.

Panggung Indonesia terus dikerubuti lebih banyak penonton ketika kelompok angklung sumbangsih komunitas Indonesia di Frankfurt membuka pertunjukannya. Penonton yang tidak mendapatkan tempat di depan panggung tetap antusias berusaha melihat dengan mengintip dari sela-sela tenda dari belakang stan Indonesia. Tak kurang dari delapan lagu daerah yang dibawakan kelompok angklung Frankfurt itu.

Setelah kelompok angklung, Bonita and the hus BAND mendapatkan giliran untuk unjuk bakat dan karya. Lagu Marilah Kemari dari Titiek Puspa sebagai pembuka ternyata memancing perhatian publik Indonesia yang juga memadati stan merah putih itu. Setelahnya, lagu kedua dan ketiga Bonita yang berbahasa Inggris dan juga tarikan vokal Bonita, juga menarik perhatian para pengunjung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Para pendayung perahu naga yang sedang berlatih itu kan saya sapa dari panggung. Saya lanjut bernyanyi lagi. Ketika saya melemparkan pandangan ke arah sungai, ternyata mereka masih ada di tempat yang sama, malah asyik menonton kami. Saya kaget," kata Bonita setelah penampilan Bonita and the hus BAND.

"Saya tidak menyangka animo dan antusiasme publik Frankfurt sangat besar, dan juga mereka terlihat sangat terhibur dengan sajian musik kami. Kami merasa terharu," kata Bonita.

Lagu demi lagu mengalir dari kelompok musik beraliran jazz, soul, dan blues Bonita and the hus BAND. Tampak di sebelah kiri panggung seorang kakek dengan lincahnya menari mengikuti irama lagu Big Yellow Taxi dari Joni Mitchell yang dinyanyikan kembali oleh Bonita. Tangan kanan kakek itu mengetuk-ngetukkan payung hitam yang dibawanya. Sementara kemejanya yang sudah basah dengan keringat dibuka bagian depannya supaya angin bisa mendinginkan tubuhnya.

Penonton yang terlanjur betah dihibur Bonita and the hus BAND semakin terhibur dengan munculnya Mian Tiara dan Hanuraga. Alunan piano jazz dan klasik Sri Hanuraga membius para penonton seperti halnya angin sepoi-sepoi yang mendinginkan Frankfurt hari itu.

Dira Sugandi, JFLow, dan kelompok musik World Peace Ensemble and Dwiki Dharmawan sebagai penampil berikutnya kembali memanaskan mood penonton. Banyak dari penonton betah berdiam lama untuk merekam gambar dengan kamera ponsel atau kamera yang lebih besar.

Sebagai puncak acara, Kuaetnika dan Djaduk Ferianto kembali hadir sebagai Dangdut Orkes Melayu Banter Banget. Seperti pada hari sebelumnya, Kuaetnika memilih tema dangdut Pantura untuk gaya panggung mereka. Beberapa penonton yang sudah lelah seperti kembali mendapatkan asupan energi dari lincahnya alunan musik dangdut yang memang sangat dinamis.

Sampai lagu terakhir, penonton ikut bergoyang di depan panggung dan sejumlah penonton Indonesia ikut bernyanyi. Penampil pamungkas hari kedua adalah DJ Cream. Publik yang sudah dipanaskan oleh dangdut 'dipaksa' terus berjoget hingga pukul satu pagi.

LUKY SETYARINI (FRANKFURT)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

45 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.