TEMPO.CO, Frankfurt - Hujan rintik-rintik dan awan hitam menggayut di atas kota Frankfurt, Jumat, 28 Agustus 2015, tidak menyurutkan semangat para penampil Festival Tepi Sungai Frankfurt untuk terus berlatih hingga waktu pentas nanti pukul 17.00 waktu setempat atau Sabtu malam waktu Indonesia barat.
Barong Banyuwangi yang mendapat kesempatan pertama untuk berlatih terakhir kalinya sebelum pentas Jumat sore nanti. Kelompok Barong yang didatangkan langsung dari Banyuwangi ini berjumlah 11 orang. Terlihat Endo Suanda mengatur tatanan posisi para penari dan mengarahkan bagaimana para penari itu membuka panggung pertunjukan musik Indonesia yang berlangsung tiga hari tiga malam itu.
Sebelum mendapat kesempatan untuk pentas di pesta rakyat kota Frankfurt ini, kelompok pimpinan Aekanu Hariyono harus melewati seleksi ketat dari Komite Pameran, Pertunjukan dan Seminar pimpinan Goenawan Mohamad, dan Slamet Rahardjo Djarot. "Kami memilih Barong Banyuwangi, karena kami ingin memperkenalkan bahwa setiap jengkal Indonesia adalah inspirasi," ujar Slamet Rahardjo.
Barong Banyuwangi adalah salah satu penampil seni tradisional Indonesia di festival yang bertajuk Museumsuferfest dalam bahasa Jerman itu. Suara Sama dari Tapanuli, Sakeco dari Nusa Tenggara, Pakarema dari Sulawesi, hingga Tari Saman yang dipertunjukkan para mahasiswa Indonesia di Frankfurt juga ikut meramaikan panggung mulai Jumat 28 Agustus hingga Minggu 31 Agustus pekan ini.
Semua pengisi acara sudah melakukan gladi bersih sehari sebelumnya. Sehari sebelumnya cuaca berpihak pada mereka. "Untung saja gladi bersih kemarin berlangsung lancar, walau pun mulainya agak terlambat dan harus berhenti pukul delapan malam," kata Slamet Rahardjo.
Ternyata pada hari biasa, kalau memang bukan pertunjukan sebenarnya atau hanya latihan, keramaian hanya boleh berlangsung hingga pukul delapan malam.
"Tes suara Barong kemarin belum sepenuhnya selesai, jadi dilanjutkan hari ini saja," kata Slamet Rahardjo. Beberapa penampil Festival Tepi Sungai juga meminta waktu sebelum pembukaan untuk melakukan latihan terakhir.
Kelompok Gandrung Banyuwangi dengan Mbok Temu sebagai penari dan penyanyi utamanya mendapat giliran kedua latihan terakhir dan dilanjutkan dengan latihan kelompok Dwiki Dharmawan and His Polish Friends. Selain itu, Djaduk Ferianto dan Kua Etnika, penyanyi Dira Sugandi, Bonita and the hus Band, Tiara & Hanuraga dan sejumlah tarian tradisional Indonesia tampil dalam acara seni dan budaya terbesar di kawasan Sungai Rhein dan Main.
Festival Tepi Sungai Frankfurt adalah festival tahunan seni rupa, musik, kuliner hingga pasar kaget yang digelar pemerintah kota tepi Sungai Main tersebut. Setiap tahunnya Festival Tepi Sungai menampilkan suatu negara sebagai tamu kehormatan yang diberi kesempatan untuk menampilkan musik, seni rupa dan kebudayaannya. Tahun ini Indonesia yang menjadi tamu kehormatan Festival Tepi Sungai, yang bertepatan juga menjadi tamu kehormatan di Festival Buku Frankfurt 14-18 Oktober mendatang.
LUKY SETYARINI (FRANKFURT)