TEMPO.CO, Jakarta -Dua keturunan Pangeran Diponegoro ikut berpentas dalam Pembacaan Naskah Dramatik kisah Diponegoro di Goethe Haus, semalam. Keduanya berperan sebagai narator dan Diponegoro dalam pentas yang disutradarai oleh aktor kawakan Landung Simatupang.
Dua keturunan Pangeran Diponegoro ini adalah Ki Roni Sodewo dan Ryo Aulia Sodewo. Kironi bertindak sebagai salah satu narator bersama Landung Simatupang dan Annisa Hertami. Sedangkan Ryo berperan sebagai Diponegoro muda. “Mereka keturunan Pangeran Diponegoro, Ryo adalah putra Kironi,” ujar Ina Prahaksiwi, Pelaksana Produksi pementasan kepada Tempo, Sabtu, 28 Februari 2015.
Pentas drama kisah hidup atau banjaran Diponegoro ini mengisahkan Diponegoro sejak lahir hingga meninggal di Makassar. Kisah ini ditulis oleh Landung Simatupang didasarkan pada buku Kuasa Ramalan (2007)—biografi Diponegoro karya sejarawan Inggris, Peter Carey—dan Babad Diponegoro (1831-1832) yang merupakan auto biografi sang Pangeran.
Pementasan ini bukan pementasan pertama kali. Sebelumnya Landung mementaskan naskah dramatik ini di Kantor Bakorwil II Magelang pada November 2013 lalu, di Monumen Sasana Wiratama Yogyakarta, di Museum Fatahillah dan Bentara Budaya Jakarta, Rumah Budaya Tembi Yogyakarta, di Benteng Fort Rotterdam Makassar.
Pada pentas di Magelang dan Yogyakarta, Landung hanya membacakan naskah per bagian kehidupan Dipoengoro. Namun ketika di Makassar, Landung dan timnya mementaskan naskah cerita secara lengkap. Pentas di Goethe Haus pun dipentaskan lengkap seperti yang dilaksanakan di Benteng Fort Rotterdam.
“Yang membedakan hanya musiknya di awal dan di akhir, di sana dulu pakai gendang Makassar,” ujarnya.
Landung mementaskan pembacaan dramatik kisah Diponegoro ini di beberapa tempat yang berkaitan erat dengan Sang Pangeran. Kantor Bakorwil II ini dulu adalah tempat di mana Jenderal Hendrik Merkus de Kock dengan siasat liciknya menangkap Diponegoro. Kini tempat tersebut menjadi museum untuk menyimpan benda-benda peninggalan Diponegoro.
Monumen Sasana Wiratama Yogyakarta atau Monumen Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, Yogyakarta, dulu merupakan tempat tinggal (ndalem) Ratu Ageng. Beliau adalah istri Sultan Hamengku Buwono I, yang merupakan buyut Diponegoro. Di tempat itulah, Diponegoro kecil yang memiliki nama Raden Antawirya menghabiskan masa kanak-kanaknya. Sedangkan Benteng Rotterdam adalah tempat Diponegoro dipenjara hingga akhirnya meninggal pada 8 Januari 1855.
DIAN YULIASTUTI